Sabtu, 31 Desember 2016

Tujuan Umum Filsafat



Dapat disimpulkan bahwa tujuan umum filsafat, yaitu sebagai berikut:
1.   Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri. Telah dikatakan bahwa hidup di dunia ini adalah di dalam dunia dan mengatasi dunia itu adalah jasmani dan rohani atau dengan perkataan asing, adalah immanent (berada di dalamnya) dan transcendent (mengatasi dunia material yaitu sebagai rohani). Manusia adalah jasmani- rohani dalam satu kesatuan tetapi jiwalah yang merupakan dasar dan intinya, sumber segala kegiatan dan prinsip hidup. Maka kurang berpikir berarti lebih tenggelam ke dalam jasmanian dalam kebendaan. Berpikir dengan lebih dalam berarti mengalami diri kita sendiri sebagai transcendent, sebagai mengataasi dunia material sebagai rohani.

2.  Sebaliknya seseorang yang sungguh-sungguh dewasa tidak pertama-tama mencari kepuasan dan kesenangannya sendiri dalam benda-benda, melainkan berusaha mempertahankan sikap yang objektif mengenai intisari dan sifat-sifat barang-barang itu sendiri. Bukannya pertama-tama atas perasaan dan pertimbanganga-perimbangan simpati atau antipati saja. Dan seseorang semakin pantas disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan kemanusian, semakin memiliki “kebijaksanaan”, jika ia semakin mempunyai sikap objektif terhadap dunia ini. 
3. Pelajaran filsafat mengajar  dan melatih kita memandang dengan luas, jadi menyembuhkan kita dari kepicikan, dari “Akuisme” dan “Aku sentrisme”, artinya sifat memusatkan segala sesuatu kepada “si-Aku”, mencari jalan segala-galanya hanya untuk kepentingan dan keseangan si-Aku saja, tak dapat memasuki pendapat orang lain, singkaynya: terlalu terbatas pendangannya. Ini berhubungan erat pula dengan soal “ spesialisaasi” dalam ilmu pengetahuan yang membatasi lapangan penyelidikan orang sampai satu aspek tertentu dariada keseluruhan itu. hal inilah dalam ilmu pengetahuan memang perlu akan tetapi membawa  kkita kepada kepicikan dalam pandangan, sehingga melupakan apa saja yang tidak termasuk lapangan penyelidikan sendiri, sifat ini sangat merugikan peekembangan manusia sebagai keutuhan maka oabatnya yang paling manjur ialah “pelajaran filsafat”.    
4. Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri. Salah satu sebab kurang majunya suatu negara, termasuk negara kita ialah bahwa rang kurang berpikir sendiri. Orang masih terlalu tenggelam dalam masyarakat, terlalu terpengaruh oleh pendapat umum, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat lain, mereka terlalu mudah “elu-elu wae  (ikut-ikutan saja) membuntut saja, percaya akan setiap semboyan yang diiklankan. Dengan “latihan –akal” yang diberikan filsafat, kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri”/mandiri terutama dalam lapangan kerohanian, mempunyaui pendapat sendir. Jika perlu dapat dipertahankan pula menyempurnakan cara kita berpikir, hingga dapat bersikap kritis, hingga tak hanya “inggih-inggih saja, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang, baik dalam buku-buku maupun dalam surat-surat kabar, majalah-majalah, podato-pidato, dan sebagainya.
            Jika di pandang menurut isinya maka tujuan pelajaran filsafat, yaitu :
a.  Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan.
b. Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahui kebenaran kebebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri. Hal ini akan tampak betul terutama dalam Etika.
c. Khususnya bagi seorang pendidik (pedagogik) filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia sperti misalnyailmu mendidik, sosiologi, ilmu jawa, dan sebagainya.

Sumber: Salam Burhanuddin. 2008. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar