Ilmu pengetahuan, suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu,
yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, sehingga menjadi
kesatuan, suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
berbagai hasil pemeriksaa-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan
memakai merode-metode tertentu (induksi, deduksi).
Menurut epistomologi, setiap pengetahuan manusia itu
adalah hasil dari berontaknya dua macam besaran, yaitu:
1. Benda
atau yang diperiksa, diselidiki, dan akhirnya diketahi (objek).
2. Manusia
yang melakukan berbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan akhirnya megetahui
(mengena) benda atau hal tadi (subjek).
Kata
ilmu merupakan terjemahan dari kata “scince”,
yang secara etimologi baerasal dari kata lain “scinre”, artinya “to know”.
Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam yanng sifatnya kuantitatif dan objektif. Sedangkan menurut Harold H. Titus, ilmu (science)
diartikan sebagai common sense yang diatur dan diornagisasikan, mengadakan
pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan
metode-metode observasi, yang teliti dan kritis.
Pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu Drs. Sidi Gazalba, mengemukakan
bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan itu. Pekerjaan
tahu tesebut adalah hasil daripada: kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.
Pengetahuan itu semua miliki atau isi pikiran. Orang paragmatis, terutama Jonh
Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dengan kebenaran (antara know ledeg dengan truth). Jadi, pengetahuan itu harus benar, kalu tidak benar adalah kontradiksi.
Beranjak daripada pengetahuan
adalah kebenaran, dan kebenaran memiliki pengetahuan, maka di dalam
kehidupaannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
Menurut hemat kami ada beberapa pengetahuan yanng dimiliki manusia yaitu:
1. Pengetahuan
biasa atau common sense
2.
Pengetahuan ilmu, secara singkat
menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai terjemahan dari “science”.
3.
Pengetahuan filsafat, atau dengan
singkat saja disebut filsafat.
4. Pengetahuan religi (pengetahuan agama),
pengetahuan atau kebenaran yang bersumber pada agama.
Bagi manusia mempunyai kemungkinan untik
mencapai pengetahuan yanng lebih sempurna daripada pengetahuan biasa, yanng
lebih tinggi derajatnya, yang hendak memberikan “insight” (pemahaman yang mendalam). Ilmu pengetahuan memenag
berdaasarkan “pengetahuan biasa” tetapi disempurnakan, diperluas,
dipertanggunggungjawabkan supaya pasti dan benar. Hingga manusia dengandemikian
mendekati apa yang dicita-citakannya, yaitu kebenaran dan kehidupan yang
didasarkan aas kebearan itu, yaitu kehidupan yanng sunggu-sungguh yang bertaraf
manusiawi.
Sumber:
Salam Burhanuddin. 2008. Pengantar
Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar