Sabtu, 31 Desember 2016

Pemikiran Filsafat Sejarah Hegel



Menurut hegel sejarah adalah perkembangan roh dalam waktu sedangkan alam adalah perkembangan ide dalam ruang.sistem menyeluruh Hegel dibangun diatas tiga unsur utama (the great triad): ide-alam-roh.

1.    Metode Dalam Penulisan Sejara
Secara keseluruhan ada tiga metode dalam menulis sejarah :
a.     Metode sejarah asli
Sejarah asli menjelaskan tindakan , peristiwa dan kondisi yang sebelumnya mereka saksikan dan roh dibalik peristiwa yang mereka alami. Dalam mengamati peristiwa sejarah seorang sejarawan sejati tentu sajamerujuk pada pernyataan atau laporan orang lain karena tidak mungkin mereka melihat suatu peristiwa.
b.    Metode sejarah reflektif
Metode reflektif ini adalah bentuk sejarah yang mentrendensendentalkan sebuah kehadiran bukan dalam waktu tetapi dalam roh . adapun jenisnya pertama adalah sejarah universal yaitu penyelidikan atas keseluruhan sejarah sebuah masyarakat negara atau dunia. Dalam sejarah universal hal utamanya adalh elaborasi atas materi historis. Jenis kedua sejarah reflektif adalah sejarah pragmatis. Dalam menghadapi masa lalu dan menyibukkan diri kita dengan dunia asing  Akan terbukalah dalam pintu pikiran sebuah aktualitas yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil kerja pikiran . Jenis ketiga dalam sejarah reflektif adlah sejarah kritis .ciri yang menonjol dari metode ini khususnya yang berkaitan dengan masalah fakta dan tujuan terdapat dalam ketajaman si pengarang yang merebut hasil dari narasi-narasi ketimbang dari peristiwa-peristiwa. Jenis yang keempat sejarah reflektif adlaah sejarah yang menghadirkan dirinya secara terbuka sebagai sejarah pragmatisme .  mode sejarah ini sifatnya abstrak tetapi dalam mengadobsi sudut pandang yang universal contohnya dalam hal sejarah seni , sejarah hukum dan sejarah agamaia membentuk sebuah transisi ke arah dunia filosofis.
c.     Metode ketiga sejarah adalah Sejarah Filosofis 
Difinisi filosofis secara umum menunjukkan bahwa filsafat sejarah bukanlah apa-apa selain kontenplasi mendalam tentang sejarah.
1.   Hakekat Ruh
Hakekat ruh dapat dimengerti dengan melihat lawanya yang langsung materi. Karena hakikat materi adalah Gaya berat maka dipihak lain kita dapat menyatakan bahwa substansi hakekat ruh adalah kebebasan. (Hegel,2002:23).
Filsafat Hegel disusun dalam tiga tahap, sesuai dengan perkembangan ruh:
1)  Tahap ketika ruh berada dalam keadaan ada dalam dirinya sendiri. Ilmu filsafat yang membicarakan ruh berada dalam keadaan ini disebut logika.
2)  Dalam tahap kedua ruh berada dalam keadaan ‘berbeda dengan dirinya sendiri yang menjadikan dirinya di luar ’dirinya dalam bentuk alam yang terikat oleh ruang dan waktu.ilmu filsafat yang mempelajari ini disebut filsafat Alam.
3) Tahap ketiga yaitu tahap ketika ruh kembali kepada dirinya sendiri. Yakni kembali dan berada di luar dirinya. Sehingga ruh berada dalam keadaan ‘dalam dirinya dan bagi dirinya sendiri’. Tahap inilah yang menjadi sasaran filsafat ruh.( Zubaedi.2007:12-13).
Filsafat ruh dibagi menjadi 3 tingkatan yakni dimulai dari ruh subyektif sebagai tindakan terendah , memanjat ke ruh obyektif untuk akhirna tiba di ruh mutlak. Apa yang dalam pengetahuan absolut menjadi kesadaran filsuf merupakan gerak objektif dalam realitas. Dengan kata lain, Hegel memahami sejarah sebagai gerak ke arah rasionalitas dan kebebasan yang semakin besar. Roh semesta berada di belakang sejarah, ia mendapat objektifitas di dalamnya. Hegel bicara tentang Roh Objektif : roh sebagaimana yang ia mengungkapkan diri dalam kebudayaan-kebudayaan, dalam moralitas-moralitas bangsa-bangsa, dalam institusi-institusi.
Menurut Hegel roh objektif mendapat ungkapan paling kuat dalam negara. Karena negara mempunyai kehendak, ia dapat bertindak. Dengan demikian negara mengungkapkan Roh semesta ; ia merupakan “perjalanan Allah dalam dunia”.Dalam filsafat sejarah, Hegel menunjukan bagaimana manusia semakin menyadari kebebasannya dan semakin mengorganisasikan diri dengan menjunjung tinggi kebebasannya. Kebebasan prinsiipil manusia menurut Hegel berkembang menjadi nyata dalam dialektika tiga langkah: dalam gereja Katholik kebebasan itu baru dalam pewartaan, sedangkan dalam kenyataan yang bebas hanyalah klerus (para hierarki), yang kemudian “disangkal” oleh Protestantisme terbatas pada hak pembacaan Kitab Suci, kemudian oleh Aufklarung diakui sebagai kebebasan untuk menganut agama yang diyakininya, dan akhirnya oleh Kant dijadikan prinsip universal hak dan kewajiban setiap orang untuk mengikuti suara hati. Akhirnya dalam revolusi Prancis sebagai langkah dialektis baru, kebebasan tercetus dari batin orang (terbatas pada hak untuk, secara pribadi, mengikuti suara hati) menjadi struktur hukum dan negara dengan memproklamasikan republik dan mengakui hak-hak asasi manusia.

Sumber: Zubaedi.2007. Filsafat Barat (Dari Logika Baru Rene Descrates Hingga Revolusi Sains ala Thomas Khun).Yogyakarta : Ar Ruzzmedia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar