Senin, 26 Desember 2016

Bagaimana Teori Berkembang???


Menurut George J. Mouly mengelompokkan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:

1.    Aninisme
Pada fase ini manusia percaya pada mitos. Mitologi kuno penuh dengan bermacam-macam dewa dan dewi yang kelihatannya memainkan peranan penting dalam kehidupan manusua primitif. Samapi saat ini kepercayaan kepada yang bersifat gaib belum sepenuhnya berlalu bahkan pada beberapa golongan yang beradab. Bukan hal yang aneh bagi orang modern untuk percaya hantu, iblis dan berbagai makhluk halus untuk menerangkan suatu kejadian yang belum mampu untuk dijelaskan, seperti kepercayaan pada kucing hitam, ayam cemani, angka 13, dan lain-lain.
2.    Ilmu Empiris
Ilmu empiris ini mempinyai banyak ragam yang berlainan disebabkan karena hasil pengamatan yang berbeda-beda, yaitu:
a. Pengalaman,  jelas kiranya bahwa tolak ukur ilmu pada tahap paling permulaan adalah pengalaman, apakah itu hujan, badai, gerhana, atau keteraturan lain yang terlihat sehari-hari. Pada tahap ini ilmu harus berurusan pada pengalaman dan kritik pada pengalaman.
b. Klasifikasi, prosedur yang paling dasar untuk mengubah data terpisah menjadi dasar fungaiobal adalah klasifikasi, makin persis klasifikasi dibuat makon jelas arti yang dibawanya dan akan makon sperlsifik dasar yang membentuk klasifikasi tersebut. Klasifikasi harus didasarkan pada suatu tujuan tertwntu, apakah jeruk harus diklasifiksikan bersama pisang atau bersama bola beseball tergantung pada tujuan klasifikasi. Kesukaran timbul karena kebanyakan objek mempunyai sifat dan ciri banyak sekali, dan ini menjadikan mereka dapat diklasifikasi dengan berbagai cara. Sistem klasifikasi dilakukan dari yang paling sederhana ke yang paling rumit.
c.   Kuantifikasi. Tahap pertama dalam perkembangan ilmu adalah pengumpulan dan penjelasan pengalaman,di manan kemudian segera menyebabkan adanya kebutuhan untuk mengkuantifikasikan objek tersebut, karena meakipun obserbvasi kualitatif mungkin sudah cukul memuaskan, namun kuantifikasi dapat memberikan ketelitian yang diperlukan bagi klasifikasi dalam ilmu.
d.   Penemuan hubungan-hubungan. Lewat berbagai klasifikasi yang berbeda-beda, sering terjadi bahwa kota melihat adanya hubungan fungsional  antara aspek-aspek komponennya. Mengklasifikasikan anak-abak berdasarkan jenis kelamin dan kekuatan jasmani secara bersamaan, umpamanya, kemungkinanan menyebabkan kita akan melihat hubungan bahwa abak laki-laki cenderung untuk lebih kuat dubandingkan anak perempuan  Pada tingkat lebih maji ilmubempiris berusaha untuk mengemukakan hukum alam dalam bentuk persamaan angka-angka yang menggubungkab aspek kuantitatif dan variabelnya, umpamanya panjang keliling sebuah lingkaran.
e. Perkiraan kebenaran. Ilmu imumnya menaruh perhatian kepada hibungan yang lebih fundamental daripada hubungan yang hanya tampak bahwa kulitnya saja. Suatu peristiwa seri g terjadi sedemikian rumitnya sehungga hubungan-hubungan yang mungkon terdapat tampak menjadi kabur. Oleh karena itu, perlu untuk menganalisis kejadian tersebut dengan memerhatikan unsur-unsur yang besifat dasar dengan tujuan untuk menentukan secara lebih jelas hubungan-hubungan dari berbagai aspeknya. Di sinilah terlihat dua langkah fundamental dalam perkembangan ilmu, proses perkiraan kebenarab yang terus-menerus dan proses pendefinisian kembali maslah yang ditinjau dari keberhasilan atau kegagala perkiraan tersebut.
3.    Ilmu Teoretis
     Tingakat paling akhir dari ilmu adalah ilmu teoretis, di mana hubungan dan gejala yang ditemukan dalam ilmu empiris diterngkan dengan dasar suatu kerangka pemikiran sebab musabab berbagaiblangkah untuk meramalkan dan menentukan cara untuk mengontrol kegiatan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Ilmu teoretis dapat memperpendek proses untuk sampai dalam memecahkan masalah. Jika seorang mengerti apa sebab terjadinya sesuatu, maka dia dapat mengalihkan pengetahuan dalam pemecahan masalah lain yang serupa. Ilmu teoreti mempunyai kelebiahan yang nyata dalam merangsang penelitian dan dalam memberikan hipotesis yang berharga. Pada ilmu fisika misalny, di mana teori telah berkembang dengan cukup (berdasarkan penwmuan-penemuan empiris yang terdahulu) di mana teori ini sekarang dapat meramalkan dan mengarahkan penemuan fakta-fakta empiris.
               
         Sumber: Susanto, A. 2011. Fisafat Ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara



Tidak ada komentar:

Posting Komentar