Jumat, 30 Desember 2016

Filsafat Seni



Manusia dilahirkan dengan berbagai bekal seperti fisik maupun non fisik yang melebihi berbagai mahluk lainnya di muka bumi. Akal dan fikiran merupakan salah satu karunia yang tak terhingga nilainya bila dibandingkan dengan mahluk lainnya. Akal adalah salah satu lembaga bagi manusia untuk menemukan kebenaran yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam menjalani kehidupan. Selain akal terdapat berbagai lembaga lain yang selalu menjadi titik tolak manusia dalam menemukan kebenaran, lembaga lain tersebut adalah, agama, seni, dan ilmu pengetahuan.

Menurut Jakob Sumardjo, kebenaran bukanlah sesuatu yang ada dalam kesadaran kita sejak lahir. Kesadaran terhadap kebenaran harus dicari oleh setiap manusia, manusia yang memiliki tanggungjawab terhadap hidupnya dan hidup orang lain tentu memerlukan kebenaran. Kebenaran terus dicari sampai seseorang menyatakan setuju terhadap apa yang ditemukannya, (Jakob Sumardjo, 2000 : 3)
Ø Agama, seni, filsafat dan Ilmu sebagai lembaga kebenaran
1.    Agama
Secara historis, agama atau system kepercayaan merupakan lembaga kebenaran yang paling tua, dasar agama adalah kepercayaan. Manusia percaya kepada agama sebagai kebenaran mutlak yang harus dipatuhi secara mutlak pula. Hidup manusia diabdikan pada kepercayaan itu. Apa yang dipercaya dalam agama bersifat adikodrati, melampaui kodrat manusia itu sendiri. Agama sebagai lembaga kebenaran mengajarkan kesadaran terhadap apa yang seharusnya dilakukan manusia agar dia hidup damai, harmonis, dan selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Kebenaran agama mutlak bagi para pemeluknya, walaupun kadang-kadang kebenaran agama tersebut dianggap tidak sesuai dengan kebenaran berdasarkan pengalaman inderawi dan nalar.
2.    Seni
Perasaan dan intuisi merupakan alat bagi seni dalam menemukan kebenaran yang paling mendasar, universal dan abadi. Dasarnya adalah pengalaman inderawi manusia yang bersifat subjektif, kebenaran pengalaman perasaan intuitif manusia ini hanya dapat dihayati dan dirasakan, dalam penghayatan itulah manusia menyentuh suatu kebenaran yang tak kuasa dijelaskan. Kualitas perasaan tersebut harus dialami sendiri oleh manusianya sehingga ia mampu menemukan kebenarannya. Oleh sebab itu Jakob Sumardjo menganggap bahwa seni erat kaitannya dengan agama dalam hal kebenaran, sebab kehadiran sesuatu yang transendental (bukan dari dunia ini yang dipercayai) dalam suatu kepercayaan dapat ditemukan dalam seni. Seni tari, seni music, seni teater, seni sastra, dan seni rupa erat kaitannya dengan manusia purba yang sering melakukan upacara-upacara kepercayaan yang menghadirkan dunia gaib melalui peristiwa kesenian. Hal tersebut terjadi karena seni bertujuan menciptakan suatu realitas baru dari kenyataan pengalaman nyata. Bentuk seni itu sendiri adalah realitas yang dihayati secara inderawi. Dengan demikian, kebenaran seni bersinggungan dengan kebenaran empiris dan kebenaran ide. Dasarnya adalah pengalaman empiris manusia, tetapi yang ditemukannya adalah realitas baru yang non-empiris.
3.    Filsafat
Alatnya adalah nalar, logika manusia yang bersifat spekulatif (bukan empiric), dan tak ada metode yang baku. Tujuannya adalah mencapai kebenaran yang sifatnya mendasar dan menyeluruh dalam system konseptual. Kegunaannya adalah kearifan hidup. Ciri-ciri lembaga kebenaran filsafat adalah, konseptual, logis, universal, mendasar, menyeluruh, mutlak, dan langgeng. Secara historis lembaga kebenaran ini telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno, India Kuno, Cina Kuno, dan dijumpai di berbagai pusat peradaban purba manusia.
4.    Ilmu
Alat untuk menemukan kebenarannya adalah nalar, logika, bermetode, dan sistematik. Sumbernya bersifat empiric, fakta apa adanya. Tujuannya adalah pembuktian kebenaran secara khusus dan terbatas. Kegunaannya sebagai deskripsi prediksi dan kontrol atas kenyataan empiris. Lembaga ilmu baru berkembang pesat sejak masa renaissans Eropa pada abad ke-16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar