Manusia dilahirkan dengan berbagai bekal
seperti fisik maupun non fisik yang melebihi berbagai mahluk lainnya di muka
bumi. Akal dan fikiran merupakan salah satu karunia yang tak terhingga nilainya
bila dibandingkan dengan mahluk lainnya. Akal adalah salah satu lembaga bagi
manusia untuk menemukan kebenaran yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam
menjalani kehidupan. Selain akal terdapat berbagai lembaga lain yang selalu
menjadi titik tolak manusia dalam menemukan kebenaran, lembaga lain tersebut
adalah, agama, seni, dan ilmu pengetahuan.
Menurut Jakob Sumardjo, kebenaran
bukanlah sesuatu yang ada dalam kesadaran kita sejak lahir. Kesadaran terhadap
kebenaran harus dicari oleh setiap manusia, manusia yang memiliki tanggungjawab
terhadap hidupnya dan hidup orang lain tentu memerlukan kebenaran. Kebenaran
terus dicari sampai seseorang menyatakan setuju terhadap apa yang ditemukannya,
(Jakob Sumardjo, 2000 : 3)
Ø Agama,
seni, filsafat dan Ilmu sebagai lembaga kebenaran
1. Agama
Secara historis, agama atau system
kepercayaan merupakan lembaga kebenaran yang paling tua, dasar agama adalah
kepercayaan. Manusia percaya kepada agama sebagai kebenaran mutlak yang harus
dipatuhi secara mutlak pula. Hidup manusia diabdikan pada kepercayaan itu. Apa
yang dipercaya dalam agama bersifat adikodrati, melampaui kodrat manusia itu
sendiri. Agama sebagai lembaga kebenaran mengajarkan kesadaran terhadap apa
yang seharusnya dilakukan manusia agar dia hidup damai, harmonis, dan selamat,
baik di dunia maupun di akhirat. Kebenaran agama mutlak bagi para pemeluknya,
walaupun kadang-kadang kebenaran agama tersebut dianggap tidak sesuai dengan
kebenaran berdasarkan pengalaman inderawi dan nalar.
2. Seni
Perasaan dan intuisi merupakan alat bagi
seni dalam menemukan kebenaran yang paling mendasar, universal dan abadi.
Dasarnya adalah pengalaman inderawi manusia yang bersifat subjektif, kebenaran
pengalaman perasaan intuitif manusia ini hanya dapat dihayati dan dirasakan,
dalam penghayatan itulah manusia menyentuh suatu kebenaran yang tak kuasa
dijelaskan. Kualitas perasaan tersebut harus dialami sendiri oleh manusianya
sehingga ia mampu menemukan kebenarannya. Oleh sebab itu Jakob Sumardjo
menganggap bahwa seni erat kaitannya dengan agama dalam hal kebenaran, sebab
kehadiran sesuatu yang transendental (bukan dari dunia ini yang dipercayai)
dalam suatu kepercayaan dapat ditemukan dalam seni. Seni tari, seni music, seni
teater, seni sastra, dan seni rupa erat kaitannya dengan manusia purba yang
sering melakukan upacara-upacara kepercayaan yang menghadirkan dunia gaib
melalui peristiwa kesenian. Hal tersebut terjadi karena seni bertujuan
menciptakan suatu realitas baru dari kenyataan pengalaman nyata. Bentuk seni
itu sendiri adalah realitas yang dihayati secara inderawi. Dengan demikian, kebenaran
seni bersinggungan dengan kebenaran empiris dan kebenaran ide. Dasarnya adalah
pengalaman empiris manusia, tetapi yang ditemukannya adalah realitas baru yang
non-empiris.
3. Filsafat
Alatnya adalah nalar, logika manusia
yang bersifat spekulatif (bukan empiric),
dan tak ada metode yang baku. Tujuannya adalah mencapai kebenaran yang sifatnya
mendasar dan menyeluruh dalam system konseptual. Kegunaannya adalah kearifan
hidup. Ciri-ciri lembaga kebenaran filsafat adalah, konseptual, logis,
universal, mendasar, menyeluruh, mutlak, dan langgeng. Secara historis lembaga
kebenaran ini telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno, India Kuno, Cina Kuno, dan
dijumpai di berbagai pusat peradaban purba manusia.
4. Ilmu
Alat untuk menemukan kebenarannya adalah
nalar, logika, bermetode, dan sistematik. Sumbernya bersifat empiric, fakta apa
adanya. Tujuannya adalah pembuktian kebenaran secara khusus dan terbatas.
Kegunaannya sebagai deskripsi prediksi dan kontrol atas kenyataan empiris.
Lembaga ilmu baru berkembang pesat sejak masa renaissans Eropa pada abad ke-16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar