Menurut perspektif sains atau ilmu pengetahuan,
kebenaran dapat diperoleh melalui penyelidikan dengan menggunakan metode
ilmiah, logis untuk mencari bukti empiris dalam upaya untuk menguji hipotesis
menjadi tesis atau tidak dan untuk menarik kesimpulan yang dapat
digeneralisasikan (Ahmad Tafsir, 2002). Dengan kata lain kebenaran menurut ilmu
pengetahuan dapat dicari dan ditemukan melalui cara-cara yang ilmiah denngann
prosedur yang sistematis. Jadi, kebenaran ilmiah dapat dicari dan ditemukan
dengan data yang logis dan empiris.
Kebenaran ilmiah dapat menjadi sebuah teori ilmiah
yang membangung ilmu pengetahuan. Salah satu contoh cara mencari kebenaran
menurut perspektif ilm pengetahuan ialah dengan melakukan penyelidikan untuk
mencari dan menemukan data empiris dengan menggunakan dengan menggunakan metode
dan prosedur yang ilmiah (Mudyaharjdjo, 2004). Sebagai contoh sederhana adalah,
apakah benar pemberian pupuk pada tanaman dapat menyuburkan pertumbuhan
tanaman, maka dilakukan eksperimen denganmmembentuk dua kelompok objek
penelitian, yaitu sekelompok tanaman diberikan pupuk secukupnya dalam jangka
waktu tertentu dengan metode ilmiah, sedangkan kelpmok lain tidak berikan
pupuk, maka dapat dilihat hasil yang diperolehnya.
Dari hasil penelitian dan eksperimen yang dilakukan
di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa; “ada pengaruh pupuk terhadap
pertumbuhan tanama”, merupakan seebuah kebenaran ilmiah yang diperoleh dengan
bukti empiris melalui hasil penyelidikan berupa eksperimen di lapangan.survei
tentang jumlah penduduk di suatu negara dan jenis-jenis pekerjaan yang dilakoni
juga merupakan cara mencari kebenaran tentang data kependudukan. Kesimpilan hasil survei
tersebut adalah sebuah kebenaran ilmiah.
Menurut prespektif agama, suatu kebenaran dapat
dicari dan ditemukan, serta diterima melalui proses ilmiah sebagai basis yang
utama. Namun demikian, proses aqliah
pikiran (logika) juga dapat digunakan sebagai alat penunjang proses imaniah untuk memperkuat kebenaran wahyu
sebagai proses imaniah. Contoh
kebenaran wahyu atau agama yang hanya dapat diterima melalui proses imaniah adalah peristiwa isra mi’raj nabi besar Muhammad saw, ke sidratul muntaha. Peristiwa ini tidak
dapat diterima melalui proses logika, namun ini sebuah fakta dan kebenarannya
hany adapat diterima melalui proses
imaniah.
Menurut perspektif filsafat, suatu kebenaran dapat
dicari, ditemukan, dan diterima melalui proses logika. Dengan kata lain,
filsafat ialah kebenaran yang dihasilkan melalui pemikiranradikal. Bukti
empiris tidak diperlukan dalam mencari, menemukan, dan enerima suatu kebenaan melainkan proses pikir
dan hasil pikir yang logis merupakan ukuran dalam mencari, menemukan, dam
menerima suatu kebenaran. Karenaitu, hakikat kenyataannya secara total
(ontologi) , hakikat mengetaui kenyataan (epistomologi), dan hakikat menilai
kenyataan (aksiologi) yang berhubungan dengan atika dan estetika menjadi objek
dari filsafat (Mudyahardjo, 2004).
Sumber:
Susanto, A. 2011. Fisafat Ilmu.
Jakarta: PT Bumi Aksara
membantu :)
BalasHapus