1.
Baduy
Dalam
Dapat dikatakan representasi dari
masyarakat Baduy masa lalu yang mendekati pada pewaris asli budaya dan amanat
leluhur kesukuan mereka. Istilah pewaris asli hanya menunjuk pada tingkat
ketaan dan kesadaran komunitas mereka dalam mempertahankan adat istiadatnya dan
kekonsistenan menutup dirinya dari pengaruh-pengaruh kebudayaan asing yang
dianggap negatif. Dengan adanya penetapan secara khusus wilayah Perkampungan
Baduy Dalam yang hanya berlokasi di 3 kampung, yaitu : Cibeo, Cikartawana, dan
Cikeusik dengan batasan hukum yang tetap, tegas, serta mengikat ke dalam semua
pihak dan ke dalam aspek kehidupannya.
a. Suku
Baduy Dalam
Masyarakat Baduy Dalam dengan segala
ketaatan, kepatuhan serta keikhlasan untuk selalu menunaikan amanat leluhur
serta berani menerima konsekuensi atas pilihan hidupnya adalah salah satu
contoh potret kehidupan masyarakat yang kehidupan kesehariannya dilandasi oleh
kesadaran, keteguhan dan kejujuran atas keyakinan yang mereka yakini
kebenarannya.
b. Anak
Suku Baduy Dalam
Baduy Dalam tidak diperbolehkan memiliki
atau menyimpan benda modern apapun yang ditabukan oleh aturan adat. Warga Baduy
Dalam tidak diperbolehkan naik atau mengendari kendaraan bermotor, kemanapun
pergi harus berjalan kaki berapapun jauhnya jarak, tidak diperbolehkan
mandi atau mencuci mempergunakan sabun,
shampo dan pasta gigi serta tidak diperbolehkan merokok, hal ini mereka lakukan
hanya dengan satu alasan yakni aturan adat mereka yang telah mengariskan
demikian secara turun temurun.
c. Generasi
Muda Suku Baduy Dalam
Perbedaan yang tampak dari Baduy Dalam
adalah ditengarai dengan busana yang dikenakan, kaum pria menggunakan ikat
kepala putih, baju pangsi putih, terbuat dari bahan tenun kasar, bawahannya
semacam kain tenun lurik berwarna hitam yang dililitkan seperti sarung setinggi
lutut. Bila bepergian melengkapi diri dengan tas kantong kain warna putih dan
selalu membawa golok, dan yang pasti kemanapun mereka pergi tidak boleh
menggunakan alas kaki.
Jika kita berkunjung ke Baduy Dalam ada
baiknya mengikuti tata aturan yang telah ada dengan tidak menyalakan peralatan
komunikasi apapun, mengambil foto, bertutur kata yang tidak senonoh, tidak
membuang sampah, bersikap tidak sopan, bertanyalah pada Suku Baduy yang
menemani anda sepanjang perjalanan apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan.
2.
Baduy
Luar
Komunitas Baduy Luar
lebih di persiapkan kepada penjaga, penyangga, penyaring, pelindung dan
sekaligus penyambung silahturahmi yang intensif dengan pihak luar sebagai
bentuk penghargaan, kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan
untuk menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu suku bangsa yang sama-sama
memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.
a. Suku
Baduy Luar
Baduy
Luar adalah satu contoh dan potret nyata masyarakat yang setia sebagai saudara
untuk selalu menjaga, melindungi, serta membantu berbagai kebutuhan, harapan
dan permasalahan Baduy Dalam walaupun mereka memiliki perbedaan dalam arti
kebebasan atau keringanan pelaksanaan hukum adat dalam bentuk kegiatan gotong
royong dan/atau dalam bentuk musyawarah di lembaga adat. Walaupun keterbukaan
mereka lebih longgar dari Baduy Dalam, tetapi tetap terbatas dalam
aturan-aturan adat yang tidak boleh dilanggar.
b. Anak-anak
Suku Baduy Luar
Warga
Baduy Luar lebih dinamis dalam bepergian, mereka boleh menggunakan kendaraan
umum dengan demikian jangkauan hidup pergaluan mereka juga lebih luas. Busana
adat yang mereka kenakan sehari-hari dominan pada warna hitam dengan ikat
kepala biru tua bermotif batik, baju komprang dan celana selutut, boleh
menggunakan kemeja, kaos bahkan celana jins. Kebalikan dari Baduy Dalam mereka
kaun Baduy luar boleh mandi mengunakan sabun, sampo, odol dan merokok, bahkan
mereka boleh memiliki dan menggunakan alat-alat elektronik, seperti TV, radio,
juga HP.walaupun begitu Warga Baduy Luar tetap bersikap waspada untuk tetap
melewati batasan aturan adat yang mereka pegang dan hormati.
Baik
Baduy Dalam dan Baduy Luar sangat memegang teguh suatu doktrin yang mewajibkan
mereka melakukan berbagai hal sebagai amanat leluhurnya terdahulu, antara lain
:
1) Bertapa
bagi kesejahteraan dan keselamatan pusat dunia dan alam
semesta.
2) Memelihara
sasaka Pusaka Buana.
3) Mengasu
Ratu memelihara Menak.
4) Menghormati
Guriang dan melaksanakan Muja.
5) Melakukan
Seba setahun sekali.
6) Menyelenggarakan
dan menghormati Upacara Adat Ngalaksa.
7) Mempertahankan
dan menjaga Adat Bulan kawalu.
Adapun
persamaan mendasar yang tetep mereka pegang teguh antara Baduy Dalam dan Baduy
Luar adalah berupaya mempertahankan falsafah hidup dalam kesederhanaan, menjaga
dan memelihara hidup dengan harmony dalam bingkai keseimbangan bersama alam dan
lingkungannya yang sudah ada sejak jaman leluhur mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar