Selasa, 27 Desember 2016

Baduy Dalam dan Baduy Luar



1.    Baduy Dalam
Dapat dikatakan representasi dari masyarakat Baduy masa lalu yang mendekati pada pewaris asli budaya dan amanat leluhur kesukuan mereka. Istilah pewaris asli hanya menunjuk pada tingkat ketaan dan kesadaran komunitas mereka dalam mempertahankan adat istiadatnya dan kekonsistenan menutup dirinya dari pengaruh-pengaruh kebudayaan asing yang dianggap negatif. Dengan adanya penetapan secara khusus wilayah Perkampungan Baduy Dalam yang hanya berlokasi di 3 kampung, yaitu : Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik dengan batasan hukum yang tetap, tegas, serta mengikat ke dalam semua pihak dan ke dalam aspek kehidupannya.

            a.    Suku Baduy Dalam
Masyarakat Baduy Dalam dengan segala ketaatan, kepatuhan serta keikhlasan untuk selalu menunaikan amanat leluhur serta berani menerima konsekuensi atas pilihan hidupnya adalah salah satu contoh potret kehidupan masyarakat yang kehidupan kesehariannya dilandasi oleh kesadaran, keteguhan dan kejujuran atas keyakinan yang mereka yakini kebenarannya.
            b.    Anak Suku Baduy Dalam
Baduy Dalam tidak diperbolehkan memiliki atau menyimpan benda modern apapun yang ditabukan oleh aturan adat. Warga Baduy Dalam tidak diperbolehkan naik atau mengendari kendaraan bermotor, kemanapun pergi harus berjalan kaki berapapun jauhnya jarak, tidak diperbolehkan mandi  atau mencuci mempergunakan sabun, shampo dan pasta gigi serta tidak diperbolehkan merokok, hal ini mereka lakukan hanya dengan satu alasan yakni aturan adat mereka yang telah mengariskan demikian secara turun temurun.
            c.     Generasi Muda Suku Baduy Dalam
Perbedaan yang tampak dari Baduy Dalam adalah ditengarai dengan busana yang dikenakan, kaum pria menggunakan ikat kepala putih, baju pangsi putih, terbuat dari bahan tenun kasar, bawahannya semacam kain tenun lurik berwarna hitam yang dililitkan seperti sarung setinggi lutut. Bila bepergian melengkapi diri dengan tas kantong kain warna putih dan selalu membawa golok, dan yang pasti kemanapun mereka pergi tidak boleh menggunakan alas kaki.
Jika kita berkunjung ke Baduy Dalam ada baiknya mengikuti tata aturan yang telah ada dengan tidak menyalakan peralatan komunikasi apapun, mengambil foto, bertutur kata yang tidak senonoh, tidak membuang sampah, bersikap tidak sopan, bertanyalah pada Suku Baduy yang menemani anda sepanjang perjalanan apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan.
2.    Baduy Luar
Komunitas Baduy Luar lebih di persiapkan kepada penjaga, penyangga, penyaring, pelindung dan sekaligus penyambung silahturahmi yang intensif dengan pihak luar sebagai bentuk penghargaan, kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan untuk menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu suku bangsa yang sama-sama memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.
 a.    Suku Baduy Luar
Baduy Luar adalah satu contoh dan potret nyata masyarakat yang setia sebagai saudara untuk selalu menjaga, melindungi, serta membantu berbagai kebutuhan, harapan dan permasalahan Baduy Dalam walaupun mereka memiliki perbedaan dalam arti kebebasan atau keringanan pelaksanaan hukum adat dalam bentuk kegiatan gotong royong dan/atau dalam bentuk musyawarah di lembaga adat. Walaupun keterbukaan mereka lebih longgar dari Baduy Dalam, tetapi tetap terbatas dalam aturan-aturan adat yang tidak boleh dilanggar.
b.    Anak-anak Suku Baduy Luar
Warga Baduy Luar lebih dinamis dalam bepergian, mereka boleh menggunakan kendaraan umum dengan demikian jangkauan hidup pergaluan mereka juga lebih luas. Busana adat yang mereka kenakan sehari-hari dominan pada warna hitam dengan ikat kepala biru tua bermotif batik, baju komprang dan celana selutut, boleh menggunakan kemeja, kaos bahkan celana jins. Kebalikan dari Baduy Dalam mereka kaun Baduy luar boleh mandi mengunakan sabun, sampo, odol dan merokok, bahkan mereka boleh memiliki dan menggunakan alat-alat elektronik, seperti TV, radio, juga HP.walaupun begitu Warga Baduy Luar tetap bersikap waspada untuk tetap melewati batasan aturan adat yang mereka pegang dan hormati.
Baik Baduy Dalam dan Baduy Luar sangat memegang teguh suatu doktrin yang mewajibkan mereka melakukan berbagai hal sebagai amanat leluhurnya terdahulu, antara lain :
1)   Bertapa bagi kesejahteraan dan keselamatan pusat dunia dan alam  
     semesta.
2)   Memelihara sasaka Pusaka Buana.
3)   Mengasu Ratu memelihara Menak.
4)   Menghormati Guriang dan melaksanakan Muja.
5)   Melakukan Seba setahun sekali.
6)   Menyelenggarakan dan menghormati Upacara Adat Ngalaksa.
7)   Mempertahankan dan menjaga Adat Bulan kawalu.
Adapun persamaan mendasar yang tetep mereka pegang teguh antara Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah berupaya mempertahankan falsafah hidup dalam kesederhanaan, menjaga dan memelihara hidup dengan harmony dalam bingkai keseimbangan bersama alam dan lingkungannya yang sudah ada sejak jaman leluhur mereka.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar