Rabu, 28 Desember 2016

Ontologi Filsafat Pendidikan Islam



A.  Pengertian Ontologi
Secara etimologis ontologi berasal dari bahasa Yunani ”ethos” dan ”logos”, ethos adalah kata kerja dari einai artinya yang sedang berada, sedangkan logos berarti ilmu. Dengan demikian secara bahasa ontologi dapat diartikan ilmu yang membicarakan segala sesuatu yang ada. Ontologi merupakan salah satu cabang filsafat yang ingin mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang ada. Sesuatu yang ada itu dicari oleh manusia agar ia dapat mencari dan menemukan hakikat kenyataan yang bermacam-macam yang pada akhirnya nanti akan memberikan makna pada kehidupan manusia itu sendiri.

Dari deskripsi di atas dapat dipahami bahwa ontologi merupakan cabang atau istilah filsafat dimana segala sesuatu itu mempunyai prinsip mendasar yang tidak menimbulkan pertentangan. Sesuatu yang nyata pasti dapat diterima oleh semua orang sehingga dapat menghasilkan kebenaran. Hakikat realitas menurut sudut pandang filsafat Islam pada hakikatnya ”spiritual”. Prinsip ini mengarah pada aspek fundamental dari spiritual Islam, yaitu bahwa segala sesuatu yang mengitari kita, semua realitas materi atau kejadian merupakan pelaksana. Selanjutnya hakikat esensi dalam kajian filsafat akan terhenti pada penetapan adanya unsur pokok dari segala sesuatu, yang sifatnya fundamental. Unsur pokok ini menunjuk pada suatu jawaban yang abstrak, tidak kelihatan, tidak terukur, dan tidak bisa ditimbang. Hakikat esensi terletak  pada eksistensinya, tidak pada kata bendanya, tetapi pada kata kerjanya yang aktualis.
Dapat ditarik suatu alur bahwa ontologi itu sebagai salah satu cabang dari filsafat yang ingin mencoba menemukan hakikat dari sesuatu yang ada, realitas merupakan bagian dari yang ada itu sendiri. Hakikat dari realitas adalah segala sesuatu yang mengitari kita. Sisi dari realitas merupakan esensi dan hakikat esensi adalah pada eksistensinya, yang akan berhenti setelah adanya ketetapan atau jawaban yang benar. Dari sudut pandang Islam semua realitas atau kejadian merupakan kekuasaan Allah. Dapat dipahami bahwa hakikat ontologi adalah memecahkan permasalahan realitas secara tepat, karena konsepsi kita tentang realitas mengontrol pertanyaan kita tentang dunia ini. Dan tanpa adanya pertanyaan, kita jelas tidak akan memperoleh jawaban darimana kita nantinya akan membina kumpulan ilmu pengetahuan yang kita miliki dan menetapkan disiplin tentang masalah-masalah pokoknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ontologi merupakan cabang filsafat yang membahas masalah tentang kenyataan, tentang realitas, tentang yang nyata dari sesuatu. Ontologi mempertanyakan hakikat realitas yang ada di dunia ini. Dalam interaksinya dengan alam semesta, manusia mempertanyakan apakah realitas alam semesta ini merupakan realitas materi. Ataukah ada realitas dibalik sesuatu yang ada itu. Apakah alam semesta ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan. Ataukah alam semesta ini bersifat tidak kekal. Apakah unsur alam semesta ini monisme atau dualisme ataukah pluralisme.
Untuk melakukan tugas dan spesifikasinya secara sistematis ada bermacam-macam ontologi yaitu idealisme, realisme, Islam dan yang lainnya. Dalam kajian ini tidak disebutkan semuanya, hanya yang perlu saja untuk mengetahui hakikat ontologi. Tokoh pertama dari golongan idealis adalah Plato. Di dalam aliran filsafat idealis dirasakan pentingnya untuk membagi semua realitas ke dalam dua bagian besar, yaitu: yang nampak dan yang sejati. Dalam lingkungan yang nampak ini termasuk segala yang mengalami perubahan. Disini terdapat ketidaksempurnaan, ketidakteraturan, ketidaktenangan, dan inilah alam kesulitan dan kesusahan, alam penderitaan dan kesengsaraan dan alam kejahatan atau dosa. Sebaliknya keadaan alam realitas yang sejati tidaklah demikian, dia merupakan alam ideal, alam pikiran sejati dan murni. Jadi di alam inilah terdapat nilai-nilai yang langgeng, kualitas yang abadi dan disanalah terdapat keteraturan, kebenaran sejati, kemakmuran, kedamaian, dan kelestarian segala sesuatu.
Filsafat lain yang masuk dalam aliran idealis adalah Hegel. Ia mengemukakan bahwa segala realitas adalah perlombaan yang bergerak dari dua macam pertentangan yang merupakan perwujudan dari dialetika alam, yaitu semacam dialetika yang muncul berulang kali dalam sifat dan alam manusia. Menurut Hegel, setiap idea Plato pasti ada antithesisnya. Hegel memakai tiga serangkai thesis-antithesis-sinthesis untuk menerangkan yang dimaksud.
Selain aliran idealis dalam kajian ini dikemukakan pendapat dari aliran realisme mengenai realitas atau ontologi. Tokoh atau bapak dari aliran realisme adalah Aristoteles. Pandangan Aristoteles tentang dunia nyata ini menurut cara ontologis adalah bahwa dunia ini terbuat dari zat benda. Zat ini terus menerus mengalami perubahan bahkan lebih hebat dari yang dikatakan Aristoteles, semua partikel bergerak tanpa henti. Demikian ahli-ahli filsafat realis telah menetapkan untuk menamakan dunia ini sebagai zat yang bergerak. Filosof realis menganggap bahwa dunia nyata dimana kita hidup ini adalah dasar utama dari realitas dan unsur-unsur komponennya semua bergerak dan bertindak tanduk sesuai dengan hukum alam yang pasti.
Dapat dipahami bahwa hakikat ontologi menurut kaum idealis adalah bahwa realitas tertinggi itu adalah alam pikiran (idea), sedangkan menurut kaum realis hakikat ontologi adalah adanya sebuah dunia yang penuh dengan benda-benda yang senantiasa bergerak semacam mekanisme yang dikaruniai pola, keterangan dan gerakan yang harmonis.

Sumber: Asy'ari, Musa .1999. Filsafat Islam: Sunah Nabi dalam Berfikir. Yogyakarta: Lesfi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar