Cabang-cabang
pokok atau bagian-bagian filsafat sebagai berukut:
1. Tentang
pengetahuan LOGIKA yang memuat, yaitu:
a. Logika
formil (logic) yang mempelajari
asas-asas atau hubungan hukum-hukum berpikir yang harus ditaati agar supaya kita
berpikir denagn benar dan mencapai kebenaran. Jadi, bagaimana orang harus
berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk itu. Hukum-hukum logika berlaku
dan penting bagi semua ilmu pengetahuan lainnya pula, bagi filsafat merupakan
“alat” yang harus dikuasia lebih dahulu. Buku logika yang terkenal dalam
sejarah “organon” karya Aristoteles.
b. Logika
materiil atau kritik (Epistemologi) yang memendang isi penngetahuan (materil)
dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan.jadi mempelajari perihal:
1) Sumber-sumber
dan aaslanya pengetahuan
2) Alat-alat
pengetahuan
3) Proses
terjadinya pengetahuan
4) Kemungkunan-kemungkinan
dan batas-batas pengetahuan
5) Kebenaran
dan kkekeliruan
6) Metode
ilmu pengetahuan dan lain-lain
2. Tentanng
“ada” METAFISIKA atau ONTOLOGI
Hal
ini mengupas tentang:
a. Apakah
arti ada itu?
b. Apakah
kesempurnaannya ada itu?
c. Apakah
tujuannya ada itu?
d. Apakah
sebab dab akkibat?
e. Apakah
yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barann yang ada itu?
Jadi:
Apakah sesungguhnya hakikat daripada segala sesuatu itu?
3. Tentang
manusia FILSAFAT TENTANG MANUSIA (PHILOSOPHY OF MAN) atau disebut ANTRHROPOLOGIABMETAFISIKA PSYCHOLOGIA
METAFISIKA.
Sebetulnya
inilah yang menjadi initi dan pangkalan kita. Orang mengetahui tentang “ada”
itu dari adanya sendriri. Jadi direnungkanlah mengenai:
a. Apakah
arti ada itu dalam diri kita?
b. Apakah
kodrat kita?
c. Bagaimanakah
susuna manusia atas badan dan jiwa?
d. Bagaimanakah
datangnya pengetahuan itu?
e. Apakah
kehendak bebas itu?
f. Apakah
arti kepribadian itu? dan sebagainya.
4. Tentang
kesusilaan ETIKA (ETHICS) atau
FILSAFAT MORAL
Kenyataan yang
telah kami sebutkan, bahwa manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan
menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai-bagai soal yaitu:
a. Apakah
yang disebut baik itu?
b. Apakah
yang buruk itu?
c. Apakah
ukuran baik-buuk itu?
d. Apakah
suara batin itu?
e. Mengapa
orang terikat oleh kesusilaan? dan sebagainya.
5. Tentang
Tuhan THEODYCEA (Natural Theology)
Hal inilah yang
merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat. Renungan
tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa mannusia itu bukan sumber dari
segala –galanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan, bukan sumber
daripada dunia, dan bukan sumber pengetahuan yang sempurna.
Singkatnya
bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam dan
sebab yang terakhir, yang mengatasi menusia sendiri dan dunia. Hingga akhirnya
kita sampai kepada Hyang Maha Bijaksana, dan Hyang Maha Sempurna. Yanng
pengetahuannya tidak mengenal kegelapan sedikit pun juga. Soal-soal tentang ada memaksa kita mengakui adanya sumber dari
segala yang ada, ketidak sempurnaan dalam dunia menunjukkan kita akan suatu
sumber segala kesempurnaan Yang Maha Sempurna. Demikan juga perenungan kodrat
manusia, tentang dunia luar, tentang kewajiban manusia, semua itu memaksa kita
memandang persoalan tentang sebab yang terakhir atau sebab yang pertama dari
semua yang ada itu berasal dan menerima adanya. Renungan yang terdalam ini
disebut “filsafat tentang Tuhan menurut
budi murni”, sebab di sini orang merenungkan Tuhan, tetapi hanya dengan
berdasarkan kekuatan pikirannya sendiri (dengan budi murni) tdak berdasarkan
pengetahuan atas wahyu Allah atau revelation. Karena itu bagianfilsafat ini
sering juga disebut Theologia naturalis,
artinya yang timbul dari nature atau
menurut kodrat manusia.
Sumber:
Salam Burhanuddin. 2008. Pengantar
Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar