Jumat, 30 Desember 2016

Cabang-Cabang Pokok Filsafat



Cabang-cabang pokok atau bagian-bagian filsafat sebagai berukut:
1.    Tentang pengetahuan LOGIKA yang memuat, yaitu:
a.   Logika formil (logic) yang mempelajari asas-asas atau hubungan hukum-hukum berpikir yang harus ditaati agar supaya kita berpikir denagn benar dan mencapai kebenaran. Jadi, bagaimana orang harus berpikir dengan baik dan aturan-aturan untuk itu. Hukum-hukum logika berlaku dan penting bagi semua ilmu pengetahuan lainnya pula, bagi filsafat merupakan “alat” yang harus dikuasia lebih dahulu. Buku logika yang terkenal dalam sejarah “organon” karya Aristoteles.

b. Logika materiil atau kritik (Epistemologi) yang memendang isi penngetahuan (materil) dan bagaimana isi ini dapat dipertanggungjawabkan.jadi mempelajari perihal:
1)   Sumber-sumber dan aaslanya pengetahuan
2)   Alat-alat pengetahuan
3)   Proses terjadinya pengetahuan
4)   Kemungkunan-kemungkinan dan batas-batas pengetahuan
5)   Kebenaran dan kkekeliruan
6)   Metode ilmu pengetahuan dan lain-lain
2.    Tentanng “ada” METAFISIKA atau ONTOLOGI
Hal ini mengupas tentang:
a.    Apakah arti ada itu?
b.    Apakah kesempurnaannya ada itu?
c.    Apakah tujuannya ada itu?
d.   Apakah sebab dab akkibat?
e.    Apakah yang merupakan dasar yang terdalam dari setiap barann yang ada itu?
Jadi: Apakah sesungguhnya hakikat daripada segala sesuatu itu?
3. Tentang manusia FILSAFAT TENTANG MANUSIA (PHILOSOPHY OF MAN) atau  disebut ANTRHROPOLOGIABMETAFISIKA PSYCHOLOGIA METAFISIKA.
Sebetulnya inilah yang menjadi initi dan pangkalan kita. Orang mengetahui tentang “ada” itu dari adanya sendriri. Jadi direnungkanlah mengenai:
a.    Apakah arti ada itu dalam diri kita?
b.    Apakah kodrat kita?
c.    Bagaimanakah susuna manusia atas badan dan jiwa?
d.   Bagaimanakah datangnya pengetahuan itu?
e.    Apakah kehendak bebas itu?
f.     Apakah arti kepribadian itu? dan sebagainya.
4.  Tentang kesusilaan ETIKA (ETHICS) atau FILSAFAT MORAL
Kenyataan yang telah kami sebutkan, bahwa manusia itu yakin dan wajib berbuat baik dan menghindarkan yang tidak baik itu menimbulkan berbagai-bagai soal yaitu:
a.    Apakah yang disebut baik itu?
b.    Apakah yang buruk itu?
c.    Apakah ukuran baik-buuk itu?
d.   Apakah suara batin itu?
e.    Mengapa orang terikat oleh kesusilaan? dan sebagainya.
5.    Tentang Tuhan THEODYCEA (Natural Theology)
Hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa mannusia itu bukan sumber dari segala –galanya, bukan sumber daripada segala pengetahuan, bukan sumber daripada dunia, dan bukan sumber pengetahuan yang sempurna.
     Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus dicari sumber yang terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi menusia sendiri dan dunia. Hingga akhirnya kita sampai kepada Hyang Maha Bijaksana, dan Hyang Maha Sempurna. Yanng pengetahuannya tidak mengenal kegelapan sedikit pun juga. Soal-soal tentang ada  memaksa kita mengakui adanya sumber dari segala yang ada, ketidak sempurnaan dalam dunia menunjukkan kita akan suatu sumber segala kesempurnaan Yang Maha Sempurna. Demikan juga perenungan kodrat manusia, tentang dunia luar, tentang kewajiban manusia, semua itu memaksa kita memandang persoalan tentang sebab yang terakhir atau sebab yang pertama dari semua yang ada itu berasal dan menerima adanya. Renungan yang terdalam ini disebut “filsafat tentang Tuhan menurut budi murni”, sebab di sini orang merenungkan Tuhan, tetapi hanya dengan berdasarkan kekuatan pikirannya sendiri (dengan budi murni) tdak berdasarkan pengetahuan atas wahyu Allah atau revelation. Karena itu bagianfilsafat ini sering juga disebut Theologia naturalis, artinya yang timbul dari nature atau menurut kodrat manusia.

    Sumber: Salam Burhanuddin. 2008. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar