Senin, 26 Desember 2016

Apa itu Logika???



A.  Pengertian Logika
Istilah logika diambil dari bahasa Yunani “logikos”, yang berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu perimbangan akal (pikiran) , mengenai kata, mengenai percakapan atau berkenaan dengan bahasa (Jan Hendrik Rapar, 2005:52). Dalam bahasa Latin logika disebut dengan logos, berarti perkataan atau sabda (Mundiri, 2003:8). Orang arab biasanya menyebut logika ini dengan kata ‘mantiq’, yang diambil dari kata ‘nataqa’. Kata ‘mantiq’ lazim digunakan dengan berkata atau berucap . istilah ‘mantiq’ juga diartikan sebagai hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir.
Poedjawijatna (1966:55) menjelaskan bahwa logika merupakan kajian filsafat yang mengkaji manusia yang biasanya dikenal dengan filsafat budi, di mana budi di sini adalah akal yang sebagai alat penyelidikan dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan. Dalam buku Logic and Language Of Eduction, George F. Kneller (1966:13) mengemukakan bahwa logika disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar”. Sedangkan menurut Poedjawiyatna (2004:9) menyebutkan logika dengan istilah 'filsafat berpikir'. Berpikir, merupakan tindakan manusia untuk mencari tahu atau pengetahuan. sedangkan menurut Irving  M. Copy (1978:3) manyatakan, logika adalah ilmu yang mempwlajari metode dan hukum-hukum yang digumakan untuk membefakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Menurut Cecep Sumarna (2004:73-74) logika adalah cara penarikan kesimpulan, atau pengajuan intuk berpikir secara shahih. Ada dua cara penarikan kesimpulan, yaitu deduktif yang artinya cara penarikan dari hal-hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusu, sedangkan induktif artinya sebagai penarikan kesimpulan daru kasus-kasus individual nyata menjadi keaimpulan yang beraufat umum. Jadi, logi pada umumnya memiliki persamaan, bahwa yang disebut logika adalah cabang filsafat yang membahas tentang asas-asas, aturan-aturan, dan prosedur dalam mencapai pengetahuan yang benar, yang dapat dapat di petanggungjawabkan secara rasional.
B.  Sejarah Perkembangan Logika
Bettrand Russel dalam bukunya "History of Western Philosophy" (1974:206) menjelaskan bahwa kata logika untuk pertama kali dipergunakan oleh Zeno dari Citium. Sedangkan menurut K. Bertens (1989:136-138) menyatakan bahwa logika pertama kali muncul pada masa (abad ke-1 SM) yang dimaknai sebagai 'seni berdebat', selain itu pada masa Aristiteles baru dikenal kata 'analitik' yang bertugas menyelidiki argumen-argumen yang bertitik tolak dari keputusan-keputusan yang benar.
Herman Soewandi, lebih mendalami  menyoroti logika dari bingkai sejarah. Soewandi mengemukakan bahwa secara historis, logika telah berkembang sejak abad ke-17 sampai abad ke-20 sekarng ini, di mana spesifikasi masing-masing pwrode tersebut memiliki kekhasan tersendiri. Pada abad ke 17 cara kerja logika baru muncul setelah renaissance di Eropa, yakni corak berpikir logika deduksi dan induksi. Tokohnya yang sangat terkenal adalah Rone Descrastes dan Francis Bacosn. pada abad ke-18 sering disebut sebagai masa abad pencerahan (englightenment), di mana Barat telah menemukan teori besar dengan keyakinannya pada otak manusai yang tidak terbatas, sehingga melahirkan para ilmuwan sepwrti Isac Newton, Adam Smith, Montesquieu, JJ. Roussaeu, Immanuel Kant, David Hom, dan lain'lain.
Pada ke-19 merupakan masa pertengahan antara deduktif dan induktif yang cukup menarik, seperti yang dibahas oleh Whewell (dedektif) dan Mill (induktif). pada abad ini, filsafat ilmu muncul dan mulai membangun paradigmanya sendiri Whewell mencoba mencari hubungan antara konsep-konsep dan ide-ide secara logis, seperti teori tentang perjalanan cahaya pada garis lurus, panas dari bentuk energi, aksi akan melahirkan reaksi. Sementara pada abad ke-20, Estella M. Philips menggabungkan pemikiran deduktif dan induktif yang dikenal dengan deduco hypothetico verificative.

 Sumber: Susanto, A. 2011. Fisafat Ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar