Sabtu, 31 Desember 2016

Biografi Karl Marx




Karl Marx dilahirkan pada tahun 1818 di Trier Rheinland Jerman, sebagai anak seorang ahli hukum yang kaya. Dari kedua pihak orang tuanya, Marx adalah keturunan Yahudi, tetapi sejak ia kanak-kanak, seluruh keluarganya masuk agama Nasrani. Marx adalah seorang revolusioner yang memiliki tujuan besar dalam hidupnya, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan gerakan dalam menghancurkan masyarakat kapitalis. Marx adalah tokoh filsafat abad modern.

Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl Marx. Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835. Pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana.Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin. Marx mempunyai keponakan yang bernama AzarielHans, dan Gerald yang sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan. Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai  Pemuda Hegelian.
Marxisme yang berarti paham Karl Marx, diambil dari namanya. Aliran Marxisme termasuk dalam aliran realisme yang pada masa sekarang mempunyai berbagai macam corak. Akan tetapi sikapnya sama, yaitu menentang filsafat idealisme rasionalisme dan mengarahkan perhatiannya pada pembahasan wujud nyata serta pertalian manusia dengan wujud nyata serta pertalian manusia dengan semesta ini.
Ø Latar belakang pemikiran Karl Marx.
Revolusi industri menyebabkan perubahan drastis dalam hubungan masyarakat. Tidak semua orang menarik keuntungan dari berkat-berkat kemajuan teknis ekonomi ini, yang begitu disanjung orang. Terciptalah suatu masyarakat kelas bahwa para pemilik mempunyai kepentingan yang sama sekali lain dari kepentingan orang miskin. Kemiskinan itu menjadi suatu fenomena struktural dan berkembang, terutama di kota-kota yang tumbuh pesat, dengan ukuran massal.
Karl Marx adalah seorang anak dari zaman Revolusi Industri yang saat itu sedang melanda Eropa. Berkembangnya kapitalisme dan revolusi industri telah melahirkan banyak masalah baru. Pertumbuhan penduduk naik dengan cepat, banyak orang daerah yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan sehingga timbul krisis di perkotaan. Pemukiman kumuh muncul dimana-mana. Kaum wanita dan anak-anak di ekspliotasi dan dipekerjakan dengan jam kerja yang lama, melelahkan serta diperlakukan kurang manusiawi. Rakyat miskin perkotaan benar-benar hidup dalam penderitaan sehingga melahirkan banyak pemberontakan buruh. Pada saat seperti inilah karl Marx lahir, berkembang dan menelurkan gagasannya .
Industri-industri besar menelan modal yang besar dan hal ini sama artinya dengan kekuasaan ekonomi di tangan segelintir orang. Karl Marx menunjukkan betapa kaum buruh menjadi semakin miskin. Zaman pencerahan tidak mendukung perkembangan cita-cita sosialis karena dimotori oleh kelas borjuasi dan borjuasi memperjuangaan kebebasan politik untuk dapat bebas berusaha dan berdagang justru agar dapat mengumpulkan milik pribadi sebebas-bebasnya. Yang mereka tuntut adalah kesamaan politis dan kesamaan di depan hukum, dan bukan kesamaan ekonomis.
Pandangan-pandangan sosialis modern terbentuk antara 1789 (Permulaan Revolusi Perancis) dan 1848 (Revolusi 1848). Ada dua persitiwa yang menjadi konteks kelahiran cita-cita sosialisme modern itu: Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri. Revolusi perancis menulis tuntutan kesamaan di atas bendera etikanya. Dan Revolusi Industri menciptakan proletariat industrial yang dengan paling tajam memperlihatkan bahwa masyarakat justru tidak sama, melainkan terpecah antara mereka yang kaya, seringkali kaya raya, dan mereka yang melarat tanpa harapan Proletariat sekaligus akan merupakan kelas yang mengembangkan kekuatan untuk memperjuanganlan penghapusan jenjang yang tidak etis itu. Pendek kata, keadaan buruk kaum buruh industri menjadi katalisator yang mendorong para filosof untuk memperluas tuntutan kesamaan ke bidang ekonomi
Dengan perlahan-lahan menjadi jelas bahwa perkembangan ekonomi bebas, yang didalamnya pemerintah tidak melibatkan dirinya, mempunyai pengaruh-pengaruh negatif untuk kaum buruh. Itulah sebabnya gerakan buruh mulai mengoperasikan dirinya dalam berbagai perserikatan pekerja dan mencoba memperoleh pengaruh politik. Orang lain lagi ingin memaksakan berbagai perubahan melalui jalan lebih radikal .
Keyakinan dasar para pemikir sosialis modern adalah bahwa secara prinsipil produk pekerjaan merupakan milik si pekerja, milik bersama dianggap tuntutan akal budi. Diyakini bahwa masyarakat akan berjalan dengan jauh lebih baik kalau tidak berdasarkan hak milik pribadi. Kata “sosialisme” sendiri muncul di Perancis sekitar tahun 1830, begitu juga kata “komunisme” dipakai untuk aliran sosialis yang lebih radikal, yang menuntut penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi serta mengharapkan keadaan komunis itu bukan dari kebaikan pemerintah, meelainkan semata-mata dari perjuangan kaum terhisap sendiri .
Karl Marx menyaksikan eksploitasi kejam yang diderita oleh para buruh pabrik di Eropa pada permulaan fajar munculnya revolusi Industri serta kapitalisme terpimpin. Semua itu mendorong Karl Marx untuk mengambil kesimpulan dari filsafat sejarah, satu filsafat yang dapat ia gunakan untuk menganalisis problematika masyarakat dan politik. Akhirnya, dari aliran filsafat Hegel yang idealis, Karl Marx menemukan konsep kontradiksi dialektika, untuk kemudian Karl Marx tafsirkan dengan konsep tersebut sejarah manusia dengan satu penafsiran yang berbeda dengan idealisme Hegel. Akhirnya, Karl Marx menafsirkan bahwa sejarah manusia berdiri diatas konflik yang berkepanjangan antara kelas orang-orang yang dieksploitasi dan kelas orang-orang yang melakukan eksploitasi.
Pada tahun 1848 adalah tahun pergerakan revolusi. Saat itu, para buruh bangkit dalam pemberontakan dan perlawanan di daerah-daerah industri besar di Eropa Utara. Ketidakpuasan para pekerja sampai pada puncaknya dan sesuatu yang dramatis diharapkan untuk membangun pergerakan aktivitas revolusioner. “Suatu warna sedang membayangi Eropa”, tulis Marx, “dan warna itu adalah Komunisme”. Komunisme adalah sebuah kekuatan, gagas Marx, dan tiba saatnya kekuatan itu bersuara logis, hal ini jugalah yang menjadi bagian dari cita-cita Marx ketika menulis Manifesto. Ada pengaruh Hegel disini, dan secara jelas, materialisme historis Marx adalah karya kesadaran diri dalam fase Historis. Lebih dari yang absolut merealisasikan dirinya dalam sejarah, Marx berharap bahwa kelas pekerja akan merealisasikan kekuatannya dan menggunakannya.

Sumber: Kartodirjo, Sartono. 1990. Ungkapan-Ungkapan Filsafat Sejarah Barat dan Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar