Perbedaan antara
situasi ilmu pengetahuan dulu dan sekarang tentu tidak terbatas pada kesatuan
lebih besar yang menandai ilmu pengetahuan di masa lampau. Terdapat juga
perbedaan-perbedaan lain. Antara lain cukup menyolok mata bahwa tempat yang
diduduki ilmu pengetahuan dalam hidup sehari-hari dulu sama sekali berbeda,
kalau dibandingkan dengan situasi modern sekarang. Dulu ilmu pengetahuan
praktis tidak mempengaruhi hidup sehari-hari. Dan dianggap biasa saja, bila
ilmu pengetahuan tidak mempunyai konsekuensi dalam hidup kemasyarakatan, karena
maknanya sama.
Dalam konteks ini misalnya terdapat suatu perkataan Aristoteles yang cukup menarik “ umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari barulah dapat ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”. Jadi, rupanya kegiatan ilmiah tidak bertujuan mempermudah urusan ini atau meningkatkan taraf hidup jasmani. Apalagi, pada waktu itu tidak mungkin orang berpikir mau meningkatkan taraf hidup, karena tingginya taraf hidup dianggap telah ditentukan oleh alam kodrat dan manusia tidak sanggup mengubah alam kodrat. Pada ketika itu ilmu pengetahuan mempunyai tujuan yang sama sekali lain.
Dalam konteks ini misalnya terdapat suatu perkataan Aristoteles yang cukup menarik “ umat manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari barulah dapat ia arahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan”. Jadi, rupanya kegiatan ilmiah tidak bertujuan mempermudah urusan ini atau meningkatkan taraf hidup jasmani. Apalagi, pada waktu itu tidak mungkin orang berpikir mau meningkatkan taraf hidup, karena tingginya taraf hidup dianggap telah ditentukan oleh alam kodrat dan manusia tidak sanggup mengubah alam kodrat. Pada ketika itu ilmu pengetahuan mempunyai tujuan yang sama sekali lain.
Ilmu pengetahuan
bertujuan memperingatkan manusia bahwa sekain makhluk alamiah (makhluk yang
tersimpul dalam tata susunan alam) ia masih merupakan suatu yang lain, yaitu
makhluk yang mengetahui tentang dirinya dan dengan demikian juga dengan
perbedaannya dengan alam. Ilmu pengetahuan bermaksud mendalami tentang diri
manusia dan alam itu, supaya secara rohani manusia dapat sampai pada inti
dirinya. Karena itu pula ilmu pengetahuan tidak “berguna”, dalam arti bahwa
ilmu pengetahuan tidak berusaha mencapai sesuatu yang lain. Ilmu pengetahuan
itu dipraktekkan demi ilmu pengetahuan itu sendiri, karena hanya dengan dan
ilmu pengetahuan manusia bisa menjadi manusia sungguh-sungguh, yaitu makhluk
yang menyadari dirinya dan kedudukannya yang unik dalam kosmos.
Kini fungsi manusia
dari ilmu pengetahuan telah berubah secara radikal. Barangkali masih ada sisa
sedikit dari fungsi aslinya (harus kita selidiki lagi nanti), tetapi yang pasti
ialah bahwa ilmu pengetahuan sekarang ini melayani kehidupan sehari-hari
menurut segala aspeknya. Kegiatan ilmiah dewasa ini didasarkan pada dua
keyakinan berikut ini:
1. Segala sesuatu dalam realitas dapat diselidiki secara ilmiah,
bukan saja untuk mengerti realitas dengan lebih baik, melainkan juga untuk
menguasainya lebih mendalam menurut segala aspeknya.
2. Semua aspek realitas membutuhkan juga penyelidikan seperti itu.
Kebutuhan-kebutuhan yang paling primer, seperti air, makanan, udara, cahaya,
kehangatan, tempat tinggal tidak akan cukup tanpa penyelidikan itu. Dan banyak
hal lain dapat disebut lagi.
Tentu saja, dapat
dikatakan juga bahwa kita sekarang ini berada dalam semacam gerak spiral: di
satu pihak kita harus menggunakan ilmu pengetahuan untuk menjamin
kebutuhan-kebutuhan kita yang paling elementer dan di lain pihak keharusan itu
sebagian disebabkan karena kita telah mempengaruhi dan mengubah keadaan hidup
kita yang natural. Kita sendiri telah menciptakan suatu situasi yang cukup
ganjil. Lebih dahulu kita telah merusak lingkungan hidup yang natural (air,
udara, tanah) dan kita harus membersihkan lagi lingkungan itu. Namun demikian,
kitasepatutnya hati-hati dulu dan tidak terlanjur cepat melontarkan penilaian
kita. Lingkungan yang natural mengandung sekurang-kurangnya sama banyak
persoalan seperti lingkungan artifisial yang diciptakan dengan bantuan ilmu
pengetahuan. Bagaimanapun juga, dulu hanya sejumlah kecil orang sanggup
memanfaatkan sumber-sumber alamiah dan dengan berbuat demikian mereka selalu
merugikan serta mengorbankan orang lain.
Sumber: PT.
Remaja Rosda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar