Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang telah mencapai derajat sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah
lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara
kesempurnaan itu terlihat dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik)
yang terdiri dari kapur, air dan tanah yang bagus, ruh yang berfungsi untuk
menggerakkan jasmani dan jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan, yang
terdiri dari 3 unsur :
1. Syahwat
(Lawwamah) darah hitam, yang dipengaruhi oleh sifat Jin, seperti rakus,
pemalas, dan serakah.
2. Ghodob
(Ammarah) darah merah, yang dipengaruhi oleh sifat setan, seperti sombong dan
merusak.
3. Natiqoh
(Muthmainah) darah putih, yang dipengaruhi oleh sifat malaikat, seperti
bijaksana, tenang, berbudi luhur.
Otak merupakan alat dalam menjalankan
dan mengendalikan jiwa yang didalamnya terdapat tiga bagian, yaitu : Akal
(timbangan) antara hak dan yang bathil, Pikir (hitungan) tentang untung dan
rugi, Zikir (ingatan) tentang menghambbakan diri kepada sang pencipta.
Filsafat adalah induk semua ilmu yang
ada dalam semesta ini, manusia berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah
ilmu, manusia berfilsafat untuk melatih otak yang diberikan oleh Allah untuk
berfikir, berfikir apabila memakai sifat Natiqoh maka akan tercipta sebuah
penemuan yang bermanfaat dari cabang filsafat ilmu, jika otak dipakai dengan
menggunakan Syahwat dan Ghodob maka akan menghasilkan filsafat ilmu yang lebih
banyak mudharat dari manfaatnya, seperti contoh, ditemukannya semacam virus H2C
dalam ilmu kesehatan, yang kemudian disebar keseluruh dunia dan dikenal dengan
nama penyakit HIV.
Begitulah hubungan antara manusia dan
filsafat yang saling mengisi, manusia mempelajari ilmu yang kemudian disebut
berfilsafat, filsafat memberikan titik temu antara kebutuhan manusia dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam menguak sebuah kebenaran dari cabang ilmu.
Selagi manusia masih berfikir positif maka akan terus tercipta
pembaharuan-pembaharuan dari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia
berikutnya dan akan lahir peradaban-peradaban baru dalam dunia ini. Namun
apabila manusia sudah berhenti berfikir atau berfikir negatif maka peradaban
yang sudah ada akan hancur dan terciptalah penemuan-penemuan yang menyesatkan
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang digeluti oleh filsuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar