Sabtu, 31 Desember 2016

Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Menurut Karl Marx



Karl Marx adalah seorang filsuf humanis. Dalam pemikirannya, penekanan ada pada usaha mencapai emansipasi dengan penghapusan sistem kelas dan alienasi dalam masyarakat. Perubahan sosial yang ingin dicapai Marx adalah penghapusan sistem hak milik. Lewat penghapusan hak milik, masyarakat yang ada adalah masyarakat tanpa kelas (klassenlose Gesellschaft). Masyarakat yang demikian inilah masyarakat yang adil dan menjadi ruang manusia mencapai kebebasan sepenuhnya sebagai pribadi.

Teori Sejarah Marx tidak mencoba untuk menjelaskan sedikit mengenai sejarah manusia, tetapi menerangkan evolusi sebagai bagian dari teori sejarah, yang bernama sejarah sosial dan ekonomi. Pandangan Marx dimulai dengan klaim bahwa sebelum manusia secara kolektif melakukan atau mencapai sesuatu, seorang individu harus mampu berjumpa dengan kebutuhan materialnya yang fundamental. Sebelum semua itu, manusia perlu makan, mempunyai pakaian dan mempunyai tempat untuk berlindung. Masyarakat dan warga negara mengandalkan bagian “model produksi” untuk menjamin kebutuhan dasar hidup. Bagian pertama dari manifesto, Marx menjelaskan pandangan bahwa sejarah dari peradaban eropa dicirikan dengan kemajuan dari model produksi yang kuno ke model feodal, dan dari model yang feodal ke model produksi yang kapitalis.
Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya tetapi keadaan yang ada, proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.
Dalam pemikirannya, Marx membahas dan mengkritisi tiga bentuk dari sosialisme. Sosialis yang reaksioner berpikir bahwa kita dapat harus mengembalikan efek yang menyedihkan dari kapitalisme secara sederhana dengan kembali ke masa-masa feodal. Marx tidak ingin orang-orang mengalami hal yang menyedihkan dengan menganut kapitalisme; bagaimanapun, ia berpendapat bahwa kapitalisme adalah kelanjutan dari feodalisme. Marx mempertahankan komitmennya pada materialisme historis, karena itulah ia juga tetap berpikir dalam koridor tersebut. Untuk Marx, kapitalisme mengantarkan pada penderitaan, tetapi juga memunculkan makna penyelamatan ekonomi dan politik dari penderitaan.
Marx juga mengkritik para sosialis borjuis. Mereka adalah para sosialis yang dapat melihat keuntungan-keuntungan yang dibawa kapitalis pada masyarakat manusia tetapi berpikir bahwa efek negatif dapat diperbaiki dalam beberapa cara untuk membuat kapitalisme menjadi lebih sesuai. Sosialis borjuis percaya bahwa masyarakat kapitalis dapat menjadi kuat, stabil, dan harmonis dengan organisasi ekonomi jikalau keadaan dilemahkan lewat reformasi cara pikir yang melulu sosialis. Marx menolak versi sosialisme ini karena kapitalisme adalah sebuah kelas yang secara fundamental menguasai sistem ekonomi. Dimana ada kelas, disana ada konflik kepentingan, dan tidak dapat dihindari ada eksploitasi tidak dapat hanya dibiarkan saja karena, tentu saja, sebuah masyarakat dengan eksploitasi di dalamnya tidak dapat menjadi stabil dan harmonis.
Marx juga melawan variasi dari sosialisme utopis. Beberapa sosialis memiliki maksud baik, gagas marx, tetapi solusi mereka untuk keadaan yang menyedihkan yang dialami para pekerja, menurut Marx, masih naif. Sosialisme utopis tentu saja mengakui penderitaan yang dimunculkan dari sebuah sistem kapitalis, tetapi cetak biru mereka untuk sebuah masyarakat yang lebih bahagia, menurut Marx, tidak cukup radikal, dan tidak mengakar dalam konsep manusia secara alami. Sosialis utopis seperti Robert Owen melakukan eksperimen kecil dalam hidup sosialis yang pikirnya secara sederhana dapat disebarkan dalam ekonomi industri. Menurut Marx, tidak ada pilihan selama arti produksi ada di tangan kapitalis.
Gagasan utama pemikiran filsafat sejarah Marx dikenal dalam konsep Historis Materialisme, materialisme yang historis, disebut pula materialisme yang dialektis. Menurut konsep ini, materi sajalah yang nyata, konkrit. Bentuk materi terjelma dalam proses hukum ekonomi yang dapat dikaitkan dengan filsafat. Bagi pemikiran Marx yang utama adalah perbuatan, tindakan, bukan ide, juga bukan kemauan. Bahwa kehidupan manusia seluruhnya dikuasai oleh hubungan-hubungan ekonomi. Semua aktivitas kejiwaan atau rokhani, baik ilmu pengetahuan, kesenian, agama, kesusilaan, dan sebagainya, sebenarnya merupakan endapan dari hubungan ekonomi yang ditentukan oleh sejarah.
Karl Marx mengartikan Dialektika Materialisme sebagai keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus-menerus tanpa ada yang mengantarai. Dari proses itu kemudian timbul kesadaran melalui proses pertentangan. Dua gagasan pokok yang diambil oleh Karl Marx dari Hegel, yiatu terjadinya pertentangan antara segi-segi yang berlawanan dan gagasan bahwa sesuatu berkembang terus. Menurut Marx segala sesuatu yang bersifat rohani merupakan buah hasil dari materi dan tidak sebaliknya. Marx  melihat manusia dan alam dari sudut pandang materialisme dialektis, bahwa seluruh kenyataan berkembang secara kualitatif dalam loncatan yang menuju pada perpektif realitas baru. Perkembangan bahasa dengan diiringi pikiran yang meningkat mengandaikan perlunya disiplin dan pembagian kerja, dan dari pembagian kerja inilah kemudian tingkat perkembangan sosial secara dialektis menuju kepada masyarakat yang bahagia.
Pokok-pokok materialisme dialektis dipakai oleh Marx untuk menganalisa masyarakat dari zaman sampai masyarakat dimana Marx berada. Maka dari itu, teori ini disebut materialisme historis (hstorical materialsm) dan karena materi oleh Marx diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering di sebut “analisa ekonomis terhadap sejarah ”(economic interpretation of history)”. Dalam menjelaskan teorinya Marx menekankan bahwa sejarah (yang dimaksud hanyalah sejarah Barat) menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau telah berkembang menurut hukum-hukum dialektis (yaitu maju melalui pergolakan yang disebabkan oleh kontradiksi-kntradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke atas) sampai menjadi masyarakat dimana Marx berada).
Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi lebih dahulu dalam struktur bawah (atau basis) dari masyarakat, yang kemudian menggerakan “stuktur atasnya”. Basis dari masyarakat bersifat ekonomis dan terdiri atas dua aspek, yaitu cara berproduksi (misalnya teknik dan alat-alat)dan juga hubungan ekonomi (misalnya sistem hak-milik, pertukaran dan distribusi barang). Di atas basis ekonomi (misalnya sistem hak-milik, pertukaran dan distribusi barang). Di atas basis ekonomi berkembanglah struktur atas yang terdiri dari kebudayaan, ilmu pengetahuan, konsep-konsep hukum, kesenian,agama, dan yang dinamakan ideologi. Perubahan sosial politik dalam masyarakat disebabkan oleh perubahan dalam basis ekonomi yakni pertentangan atau kontradiksi dalam kepentingan-kepentingan terhadap tenaga-tenaga produktif, sedangkan lokomotif dari perkembangan masyarakat adalah pertentangan antara kelas sosial.

Sumber: Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta Pemikiran Karl Marx (Materialisme Dialektis dan Matrialisme Historis). Yogyakarta : Lkis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar