Karl Marx adalah seorang filsuf humanis. Dalam pemikirannya, penekanan ada
pada usaha mencapai emansipasi dengan penghapusan sistem kelas dan alienasi
dalam masyarakat. Perubahan sosial yang ingin dicapai Marx adalah penghapusan
sistem hak milik. Lewat penghapusan hak milik, masyarakat yang ada adalah
masyarakat tanpa kelas (klassenlose
Gesellschaft). Masyarakat yang demikian inilah masyarakat yang adil dan
menjadi ruang manusia mencapai kebebasan sepenuhnya sebagai pribadi.
Teori Sejarah Marx tidak mencoba untuk menjelaskan sedikit mengenai sejarah
manusia, tetapi menerangkan evolusi sebagai bagian dari teori sejarah, yang
bernama sejarah sosial dan ekonomi. Pandangan Marx dimulai dengan klaim bahwa
sebelum manusia secara kolektif melakukan atau mencapai sesuatu, seorang
individu harus mampu berjumpa dengan kebutuhan materialnya yang fundamental.
Sebelum semua itu, manusia perlu makan, mempunyai pakaian dan mempunyai tempat
untuk berlindung. Masyarakat dan warga negara mengandalkan bagian “model
produksi” untuk menjamin kebutuhan dasar hidup. Bagian pertama dari manifesto, Marx
menjelaskan pandangan bahwa sejarah dari peradaban eropa dicirikan dengan
kemajuan dari model produksi yang kuno ke model feodal, dan dari model yang
feodal ke model produksi yang kapitalis.
Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah
kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya
tetapi keadaan yang ada, proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa
yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan
demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga
mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.
Dalam pemikirannya, Marx membahas dan mengkritisi tiga bentuk dari
sosialisme. Sosialis yang reaksioner berpikir bahwa kita dapat harus
mengembalikan efek yang menyedihkan dari kapitalisme secara sederhana dengan
kembali ke masa-masa feodal. Marx tidak ingin orang-orang mengalami hal yang
menyedihkan dengan menganut kapitalisme; bagaimanapun, ia berpendapat bahwa
kapitalisme adalah kelanjutan dari feodalisme. Marx mempertahankan komitmennya
pada materialisme historis, karena itulah ia juga tetap berpikir dalam koridor tersebut.
Untuk Marx, kapitalisme mengantarkan pada penderitaan, tetapi juga memunculkan
makna penyelamatan ekonomi dan politik dari penderitaan.
Marx juga mengkritik para sosialis borjuis. Mereka adalah para sosialis
yang dapat melihat keuntungan-keuntungan yang dibawa kapitalis pada masyarakat
manusia tetapi berpikir bahwa efek negatif dapat diperbaiki dalam beberapa cara
untuk membuat kapitalisme menjadi lebih sesuai. Sosialis borjuis percaya bahwa
masyarakat kapitalis dapat menjadi kuat, stabil, dan harmonis dengan organisasi
ekonomi jikalau keadaan dilemahkan lewat reformasi cara pikir yang melulu
sosialis. Marx menolak versi sosialisme ini karena kapitalisme adalah sebuah
kelas yang secara fundamental menguasai sistem ekonomi. Dimana ada kelas,
disana ada konflik kepentingan, dan tidak dapat dihindari ada eksploitasi tidak
dapat hanya dibiarkan saja karena, tentu saja, sebuah masyarakat dengan
eksploitasi di dalamnya tidak dapat menjadi stabil dan harmonis.
Marx juga melawan variasi dari sosialisme utopis. Beberapa sosialis
memiliki maksud baik, gagas marx, tetapi solusi mereka untuk keadaan yang
menyedihkan yang dialami para pekerja, menurut Marx, masih naif. Sosialisme
utopis tentu saja mengakui penderitaan yang dimunculkan dari sebuah sistem
kapitalis, tetapi cetak biru mereka untuk sebuah masyarakat yang lebih bahagia,
menurut Marx, tidak cukup radikal, dan tidak mengakar dalam konsep manusia
secara alami. Sosialis utopis seperti Robert Owen melakukan eksperimen kecil
dalam hidup sosialis yang pikirnya secara sederhana dapat disebarkan dalam
ekonomi industri. Menurut Marx, tidak ada pilihan selama arti produksi ada di
tangan kapitalis.
Gagasan utama pemikiran filsafat sejarah Marx dikenal dalam konsep Historis
Materialisme, materialisme yang historis, disebut pula materialisme yang
dialektis. Menurut konsep ini, materi sajalah yang nyata, konkrit. Bentuk
materi terjelma dalam proses hukum ekonomi yang dapat dikaitkan dengan
filsafat. Bagi pemikiran Marx yang utama adalah perbuatan, tindakan, bukan ide,
juga bukan kemauan. Bahwa kehidupan manusia seluruhnya dikuasai oleh
hubungan-hubungan ekonomi. Semua aktivitas kejiwaan atau rokhani, baik ilmu
pengetahuan, kesenian, agama, kesusilaan, dan sebagainya, sebenarnya merupakan
endapan dari hubungan ekonomi yang ditentukan oleh sejarah.
Karl Marx mengartikan Dialektika Materialisme sebagai keseluruhan proses
perubahan yang terjadi terus-menerus tanpa ada yang mengantarai. Dari proses
itu kemudian timbul kesadaran melalui proses pertentangan. Dua gagasan pokok
yang diambil oleh Karl Marx dari Hegel, yiatu terjadinya pertentangan antara
segi-segi yang berlawanan dan gagasan bahwa sesuatu berkembang terus. Menurut
Marx segala sesuatu yang bersifat rohani merupakan buah hasil dari materi dan
tidak sebaliknya. Marx melihat manusia dan alam dari sudut pandang
materialisme dialektis, bahwa seluruh kenyataan berkembang secara kualitatif
dalam loncatan yang menuju pada perpektif realitas baru. Perkembangan bahasa
dengan diiringi pikiran yang meningkat mengandaikan perlunya disiplin dan
pembagian kerja, dan dari pembagian kerja inilah kemudian tingkat perkembangan
sosial secara dialektis menuju kepada masyarakat yang bahagia.
Pokok-pokok materialisme dialektis dipakai oleh Marx untuk menganalisa
masyarakat dari zaman sampai masyarakat dimana Marx berada. Maka dari itu,
teori ini disebut materialisme historis (hstorical materialsm) dan karena
materi oleh Marx diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori Marx juga sering
di sebut “analisa ekonomis terhadap sejarah ”(economic interpretation of history)”. Dalam menjelaskan teorinya
Marx menekankan bahwa sejarah (yang dimaksud hanyalah sejarah Barat)
menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau telah berkembang menurut hukum-hukum
dialektis (yaitu maju melalui pergolakan yang disebabkan oleh
kontradiksi-kntradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke atas) sampai
menjadi masyarakat dimana Marx berada).
Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi lebih dahulu dalam struktur
bawah (atau basis) dari masyarakat, yang kemudian menggerakan “stuktur
atasnya”. Basis dari masyarakat bersifat ekonomis dan terdiri atas dua aspek,
yaitu cara berproduksi (misalnya teknik dan alat-alat)dan juga hubungan ekonomi
(misalnya sistem hak-milik, pertukaran dan distribusi barang). Di atas basis
ekonomi (misalnya sistem hak-milik, pertukaran dan distribusi barang). Di atas
basis ekonomi berkembanglah struktur atas yang terdiri dari kebudayaan, ilmu
pengetahuan, konsep-konsep hukum, kesenian,agama, dan yang dinamakan ideologi.
Perubahan sosial politik dalam masyarakat disebabkan oleh perubahan dalam basis
ekonomi yakni pertentangan atau kontradiksi dalam kepentingan-kepentingan
terhadap tenaga-tenaga produktif, sedangkan lokomotif dari perkembangan
masyarakat adalah pertentangan antara kelas sosial.
Sumber: Ramly, Andi Muawiyah. 2000. Peta Pemikiran Karl Marx
(Materialisme Dialektis dan Matrialisme Historis). Yogyakarta : Lkis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar