Rabu, 28 Desember 2016

Filsafat Bahasa



A.  Pengerian filsafat Bahasa
Hadirnya filsafat bahasa  dapat dikatakan sebagai suatu hal yang baru.  Filsafat bahasa muncul bersamaan dengan kecenderungan filsafat abad ke-20 yang bersifat logosentris.  Berikut ini adalah beberapa pandangan para ahli mengenai filsafat bahasa. Verhaar menunjukkan dua jalan yang dikandung dari filsafat bahasa, yakni 1) filsafat  mengenai bahasa dan 2) filsafat berdasarkan bahasa.Verhaar memberikan dua pengertian “bahasa” yang dijadikan titik pangkal untuk berfilsafat, yaitu bahasa yang diartikan eksklusif dan bahasa yang diartikan inklusif.

Bahasa dalam pengertian eksklusif  merupakan suatu pelukisan yang dapat dipakai sebagai pedoman pengantar umum atas aliran “filsafat analitik” (analisis bahasa) yang lahir di Inggris.  Sedangkan untuk bahasa yang diartikan sebagai “inklusif” merupakan bahasa yang ditujukan untuk aliran hermeneutika. Menurut Rizal Muntansyir, filsafat bahasa ialah suatu penyelidikan secara mendalam terhadap bahasa yang dipergunakan dalam filsafat, sehingga dapat dibedakan pernyataan filsafat yang mengandung makna (meaningfull) dengan yang tidak bermakna (meaningless).
Asep Ahmat Hidayat berpendapat bahwa pengertian filsafat perlu didekati dari dua pandangan, yaitu filsafat sebagai sebuah ilmu dan filsafat sebagai sebuah metode.  Oleh karena itu, pengertian filsafat bahasa pun bisa didekati dari dari dua pandangan tersebut.  Jika pengertian filsafat bahasa dilihat dari sebuah ilmu, maka filsafat bahasa adalah kumpulan hasil pekiran para filosof mengenai hakikat bahasa yang disusun secara sistematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode tertentu.  Sedangkan, jika diartikan sebagai sebuah metode berpikir, ia bisa diartikan sebagai metode berpikir secara mendalam , logis dan universal mengenai hakikat bahasa.
B. Obyek Filsafat Bahasa
Kata obyek dalam kamus besar bahasa Indonesia mengandung lima pengertian, yaitu :
1.    Hal, perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan
2.    Benda, hal dan sebagainya yang menjadi obyek untuk diteliti.
3.    Pelengkap dalam kalimat
4.    Hal atau benda yang menjadi sasaran usaha sambilan
5.    Bayangan dari suatu sistem lensa
Dalam konteks ilmu pengetahuan , pengertian yang cocok dari kata obyek adalah hal, benda atua perkara yang menjadi sasaran penelitian atau studi.Biasanya obyek ilmu pengetahuanitu dibedakan menjadi dua, yaitu obyek material (material object) dan obyek formal (formal object). Obyek material adalah benda, hal atau bahan yang menjadi obyek, bidang atau sasaran penelitian. Misalnya manusia merupakan obyek material dan ilmu psikologi, biologi, sosiologi dan sejarah.Sedangkan benda mati, merupakan obyek material dan ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia dan astronomi). Sedangkan obyek formal ialah aspek atau sudut pandang tertentu terhadap obyek materialnya.
C.  Metode Mempelajari Filsafat Bahasa
Metode merupakan kata dari bahasa Yunani, meta dan hodos.Meta berarti menuju, melalui, sesudah, dan mengikuti.Sedang hodos berarticara, jalan atau arah.Dalam ilmu pengetahuan, metode sering diartikan dengan jalan berpikir dalam bidang penelitian untuk memperoleh pengetahuan, atau merupakan salah satu langkah dari seluruh prosedur (methodology) penelitian tentang pengetahuan.
Terdapat lima metode yang dapat digunakan untuk mempelajari filsafat bahasa. Kelima metode yaitu:
1.    Metode Historis
Metode historis atau metode sejarah adalah suatu metode pengkajian filsafat yang didasarkan pada prinsip-prinsip metode historigrafi yangf meliputiempat tahapan: heuristic, kritik, intepretasi, dan historigrafi. Heuristic artinya penentuan sumber kajian. Intepretasi artinya melakukan intepretasi terhadap isi sebuah sumber kajian atau pemikiran seorang ahli filsafat mengenai pemikirannya disekitar bahasa. Sedangkan historigrafi adalah tahapan penulisan dalam bentuk rangkaian cerita sejarah. Dalam konteks ini adalah cerita sejarah filsafat bahasa
2.    Metode Sistemati
Metode sistematis adalah metode pembahasan filsafat bahasa yang didasarkan pada pendekatan material (isi pemikiran). Melalui metode ini, seseorang bisa mempelajari filsafat bahasa mulai dari aspek ontologi filsafat bahasa, kemudian dilanjutkan pada aspek epistemologi, dan akhirnya sampai pada pembahasan mengenai aspek aksiologi filsafat bahasa.Selain itu melalui metode sistematis ini,seseorang bisa juga mempelajari filsafat bahasa mulai dari salah satu aliran tertentu dan selanjutnya mempelajari aliran lainnya. Misalnya, mempelajari aliran bahasa (analitik), kemudian mempelajari aliran lainnya, seperti positifisme logis, strukturalisme, post strukturalisme dan postmodernisme.
3.    Metode Kritis
Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif.Biasanya digunakan oleh mahasiswa tingkat pasca sarjana. Bagi yang menggunakan metode ini haruslah sudah memiliki pengetahuan filsafat. Mengkritik boleh jadi dengan menentang suatu pemikiran atau bisa juga mendukung suatu pemikiran.Metode semacam ini telah dilakukanoleh George Moore ketika mengkritisi filsafat hegalianisme (neo idealisme) di Inggris dengan cara mengkritisi pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para filsuf hegalianisme. Selanjutnya diteruskan oleh para peletak dasar aliran analisa bahasa, seperti B. Russel dan Wittgestein.
4.    Metode Analisa Abstrak
Metode analisis abstrak yaitu dengan cara melakukan kegiatan urai setiap fenomena kebahasaan dengan cara memilah-milah.Selanjutnya dilakukan generalisir secara abstrak sesuai dengan kaidah berfikir logis. Analisis dilakukan dengan cara memadukan analisis logis deduksi dengan analisis induksi sebagaimana yang telah dilakukan B. Russel.
5.    Metode Intuitif
Metode intuitif yaitu dengan melakukan introspeksi intuitif dan dengan memakai simbol-simbol. Metode ini telah lama dipraktekkan oleh para ahli tasawuf (Islam) dan mengungkap hakikat kebahasaan secara kasyaf. Di dunia barat, tokoh yang telah mempraktekkan metode ini adalah Henry Bergson.

Sumber: Hidayat, Asep Ahmat. 2006. Filsafat Bahasa, Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


.
.
                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar