Sabtu, 31 Desember 2016

Biografi Georg Wilhelm Friederick Hegel



                        Hegel memiliki nama lengkap George Wilhem Frederich Hegel. Ia lahir tanggal 27 Agustus  1770 di Stuttgart, dan meninggal pada tanggal 14 November 1831. Di masa kecilnya, ia sering membaca literatur, surat kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa kanak-kanaknya yang rajin membaca  mungkin disebabkan oleh ibunya yang luar biasa progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya. Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Württemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai usia enam tahun.

1.    Konsepsi dasar pemikiran Hegel
Filsafat Hegel dikenal sebagai salah satu Filsafat yang sulit dipahami dan di mengerti karena Hegel menggunakan Istilah-istilah yang terlalu teknis dan terkesan ekstrem. Disamping itu, Hegel senang mengunakan hal-hal yang paradoks. Hegel yakin bahwa paradoks adalah  hukum realitas, sebagaimana hukum pemikiran. Ambisi Hegel adalah menyusun suatu sistem filsafat sintesis. Kalau Aristoteles boleh disebut sebagai filusuf yang berhasil menyintesiskan pemikiran-pemikiran Yunani dan Thomas Aqinas melalui Summa Teologica nya yang berhasil menyatukan pengetahuan abad pertengahan, maka Hegel berusaha pula menyatukan Ilmu dan Filsafat abad XIX.
Yang membedakan filsafat Hegel dan filsuf-filsuf lain bukanlah pertama-tama apa yang dipikirkan, melainkan caranya. Bagi Hegel mengetahui adalah proses di mana objek yang diketahui dan subjek yang mengetahui saling mengembangkan, sehingga tidak pernah sama atau selesai. Seperti yang pernah dikatakan Hegel ”Pengetahuan saya hari ini difalsifikasikan oleh pengetahuan besok, dan pengetahuan besok mengubah apa yang diketahui karena ditangkap dengan lebih tepat. Dalam proses itu saya sendiri senantiasa menjadi orang baru, karena dengan perubahan pengertian, kedudukan dan tanggung jawab saya pun berubah.
Pengetahuan adalah sebuah ongoing process, di mana apa yang diketahui dan aku yang mengetahui terus berkembang : tahap yang sudah tercapai “disangkal” atau “dinegasi” oleh tahap baru. Bukan dalam arti tahap lama itu tak berlaku lagi, tetapi tahap lama itu dalam cahaya pengetahuan kemudian, kelihatan terbatas. Jadi tahap lama itu tidak benar karena terbatas, dan dengan demikian jangan dianggap kebenaran. Tetapi yang benar dalam penyangkalan tetap dipertahankan. Itulah inti dialektika Hegel yang merupakan wujud pengetahuan manusia.
Hegel melukiskan perjalanan dari pengetahuan sederhana dan langsung ke “pengetahuan absolut” dalam bukunya Phenomenology of mind. Pengetahuan absolut adalah titik akhir perjalanan filsafat melalui segala fenomena pengalaman dan kesadaran yang menawarkan diri. Si filsuf telah menjelajahi seluruh realitas. Apa pun: unsur-unsur di dunia, sejarah, penghayatan diri sendiri, pikiran manusia, seni, agama, filsafat, pada akhir perjalanan itu dapat ditempatkan dalam keterkaitannya.
2.    Latar Belakang Pendidikan dan Tokoh Yang Mempengaruhi Pemikiran Hegel
Memasuki masa mudanya Hegel menempuh Pendidikan filsafat dan teologi di Universitas Tubingen. Waktu itu di Universitas ini ada dua pemikir yang dikenal sebagai tokoh gerakan romantisme, yaitu Frederich Hordelrin dan Schelling. Melalui kedua tokoh inilah Hegel sangat berantusias mendiskusikan Filsafat Rousseau, Schiller, dan Kant. Dari Tubingen pindah ke Swittzerland dan kemudian memperdalam ilmu filsafatnya lagi di Frankfrut. (Zubaedi,2007:85). Karena itu Hegel merupakan Filosof Idealis berlatar belakang teolog. Karir akademik Hegel dimulai tahun 1801 yakni sebagai tenaga pengajar pada universitas Jerla. Disinilah ia memulai babak baru dalam bersentuhan dengan filsafat secara intens. Pada tahap awal di universitas ini ,ia masih dalam bayang-bayang nama besar Fitche dan Schelling yang saat itu sudah sangat terkenal sebagai seorang Filusuf dan sudah menghasilkan karya yang ber judul “Difference between  The Philosophical Systems Of Fitche and Schelling”.
Namun berkat kerja kerasnya Hegel dapat mempertegas jadi dirinya sebagai Filusuf Independen yang jelas perbedaannya dengan Schelling, lewat keberhasilan Hegel menulis sebuah karya yang diterbitkan dalam buku yang berjudul “ The Phonomenology of Spirit” pada tahun 1907. Karier akademiknya juga menanjak setelah diangkat menjadi Profesor tahun 1818 dan mengeser peran Scelling yang dulunya adalah Profesor di berlin.
Kesibukan dalam dunia akademik setelah diangkat menjadi seorang Profesor tidak mengurangi produktivitasnya dalam bidang keilmuan. Terbukti Hegel masih mampu menulis dan menerbitkan beberpaka karyanya yang terkenal di antaranya “The Encyclopedia Of Philosophical Science (1817)”, “Aesthetics : The Pilosophy Of History, The Science Of Logic (1812-1816), “The Pilosophy Of Right and Law (1821), “The History Of Pilosophy dan Politik Essays. (Zubaedi,2007:86).
Hegel meninggal tanggal 14 November 1831 kerena terkena penyakit Kolera. Pada masa itu pengaruh dari pemikiran Hegel meluas keseluruh penjuru Jerman dan menepati posisi puncak dalam dunia filsafat jerman. pengaruhnya didapat berkat pembuktian dan pengabdianya yang tanpa kompromi untuk memurnikan pemikiran, yang dipadu dengan kemampuanya menyusun ruang lingkup dan jalan dialetikanya.

Sumber: Hadiwijoyo, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta : Kanisus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar