Hegel memiliki nama lengkap George Wilhem Frederich Hegel. Ia lahir tanggal
27 Agustus 1770 di Stuttgart, dan meninggal pada tanggal 14 November
1831. Di masa kecilnya, ia sering membaca literatur, surat kabar, esai
filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik lainnya. Masa
kanak-kanaknya yang rajin membaca mungkin disebabkan oleh ibunya yang
luar biasa progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya.
Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Württemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia
karena cacar sebelum
mencapai usia enam tahun.
1.
Konsepsi
dasar pemikiran Hegel
Filsafat
Hegel dikenal sebagai salah satu Filsafat yang sulit dipahami dan di mengerti
karena Hegel menggunakan Istilah-istilah yang terlalu teknis dan terkesan
ekstrem. Disamping itu, Hegel senang mengunakan hal-hal yang paradoks. Hegel
yakin bahwa paradoks adalah hukum realitas, sebagaimana hukum pemikiran.
Ambisi Hegel adalah menyusun suatu sistem filsafat sintesis. Kalau Aristoteles
boleh disebut sebagai filusuf yang berhasil menyintesiskan pemikiran-pemikiran
Yunani dan Thomas Aqinas melalui Summa Teologica nya yang berhasil menyatukan
pengetahuan abad pertengahan, maka Hegel berusaha pula menyatukan Ilmu dan
Filsafat abad XIX.
Yang
membedakan filsafat Hegel dan filsuf-filsuf
lain bukanlah pertama-tama apa yang dipikirkan, melainkan caranya. Bagi Hegel
mengetahui adalah proses di mana objek yang diketahui dan subjek yang
mengetahui saling mengembangkan, sehingga tidak pernah sama atau selesai. Seperti yang
pernah dikatakan Hegel ”Pengetahuan
saya hari ini difalsifikasikan oleh pengetahuan besok, dan pengetahuan besok
mengubah apa yang diketahui karena ditangkap dengan lebih tepat. Dalam proses
itu saya sendiri senantiasa menjadi orang baru, karena dengan perubahan
pengertian, kedudukan dan tanggung jawab saya pun berubah”.
Pengetahuan adalah sebuah ongoing
process, di mana apa yang diketahui dan aku yang mengetahui terus
berkembang : tahap yang sudah tercapai “disangkal” atau “dinegasi” oleh tahap
baru. Bukan dalam arti tahap lama itu tak berlaku lagi, tetapi tahap lama itu
dalam cahaya pengetahuan kemudian, kelihatan terbatas. Jadi tahap lama itu
tidak benar karena terbatas, dan dengan demikian jangan dianggap kebenaran.
Tetapi yang benar dalam penyangkalan tetap dipertahankan. Itulah inti dialektika
Hegel yang merupakan wujud pengetahuan manusia.
Hegel melukiskan perjalanan dari pengetahuan sederhana
dan langsung ke “pengetahuan absolut” dalam bukunya Phenomenology of
mind. Pengetahuan absolut adalah titik akhir perjalanan filsafat
melalui segala fenomena pengalaman dan kesadaran yang menawarkan diri. Si
filsuf telah menjelajahi seluruh realitas. Apa pun: unsur-unsur di dunia,
sejarah, penghayatan diri sendiri, pikiran manusia, seni, agama, filsafat, pada
akhir perjalanan itu dapat ditempatkan dalam keterkaitannya.
2. Latar
Belakang Pendidikan dan Tokoh Yang Mempengaruhi Pemikiran Hegel
Memasuki
masa mudanya Hegel menempuh Pendidikan filsafat dan teologi di Universitas
Tubingen. Waktu itu di Universitas ini ada dua pemikir yang dikenal sebagai tokoh
gerakan romantisme, yaitu Frederich Hordelrin dan Schelling. Melalui kedua tokoh inilah Hegel sangat berantusias mendiskusikan Filsafat
Rousseau, Schiller, dan Kant. Dari Tubingen pindah ke Swittzerland dan kemudian
memperdalam ilmu filsafatnya lagi di Frankfrut. (Zubaedi,2007:85). Karena itu Hegel merupakan Filosof Idealis berlatar belakang teolog. Karir
akademik Hegel dimulai tahun 1801 yakni sebagai tenaga pengajar pada
universitas Jerla. Disinilah ia memulai babak baru dalam bersentuhan dengan
filsafat secara intens. Pada tahap awal di universitas ini ,ia masih dalam
bayang-bayang nama besar Fitche dan Schelling yang saat itu sudah sangat
terkenal sebagai seorang Filusuf dan sudah menghasilkan karya yang ber judul
“Difference between The Philosophical Systems Of Fitche and Schelling”.
Namun berkat
kerja kerasnya Hegel dapat mempertegas jadi dirinya sebagai Filusuf Independen
yang jelas perbedaannya dengan Schelling, lewat keberhasilan Hegel menulis
sebuah karya yang diterbitkan dalam buku yang berjudul “ The Phonomenology of
Spirit” pada tahun 1907. Karier akademiknya juga menanjak setelah diangkat
menjadi Profesor tahun 1818 dan mengeser peran Scelling yang dulunya adalah
Profesor di berlin.
Kesibukan
dalam dunia akademik setelah diangkat menjadi seorang Profesor tidak mengurangi
produktivitasnya dalam bidang keilmuan. Terbukti Hegel masih mampu menulis dan
menerbitkan beberpaka karyanya yang terkenal di antaranya “The Encyclopedia Of
Philosophical Science (1817)”, “Aesthetics : The Pilosophy Of History, The
Science Of Logic (1812-1816), “The Pilosophy Of Right and Law (1821), “The
History Of Pilosophy dan Politik Essays. (Zubaedi,2007:86).
Hegel
meninggal tanggal 14 November 1831 kerena terkena penyakit Kolera. Pada masa
itu pengaruh dari pemikiran Hegel meluas keseluruh penjuru Jerman dan menepati
posisi puncak dalam dunia filsafat jerman. pengaruhnya didapat berkat
pembuktian dan pengabdianya yang tanpa kompromi untuk memurnikan pemikiran,
yang dipadu dengan kemampuanya menyusun ruang lingkup dan jalan dialetikanya.
Sumber: Hadiwijoyo,
Harun. 1980. Sari
Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta :
Kanisus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar