Senin, 26 Desember 2016

Kegunaan Aksiologi dalam Ilmu Pendidikan



1.    Aksiologi Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Teoretis
a.     Kegunaan bagi ilmu dan teknologi
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia. Pemahaman tersebut secara potensial dapat dipergunakan untuk lebih mengembangkan konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu (validitas dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada, maupun melahirkan atau menciptakan konsep-konsep baru, yang secara langsung dan tidak langsung bersumber pada konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada. 

Dengan kata lain, pemahaman terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan secara potensial mempunyai nilai kegunaan untuk mengembangkan isi dan metode ilmu pendidikan, mengembangkan mutu professional teoretikus dan praktisi pendidikan.
Rowntree dalam educational technologi in curuculum development antara lain menyatakan: bahwa oleh karena teknologi pendidikan adalah seluas pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan berkenaan dengan desain dan evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman belajar, serta masalah-masalah pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional, suatu cara berpikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.
b.    Kegunaan bagi filsafat
Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan, secara potensial dapat mengundang berkembangnya kritik pendidikan, baik yang datang dari kalangan para pengamat pendidikan pada umumnya, maupun yang datang dari kalangan yang profesional pendidikan, yang termasuk didalamnya para ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para pengelola dan pengembang pendidikan. Maraknya kritik pendidikan memberikan kondisi yang menunjang pada berkembangnya Filsafat Ilmu Pendidikan.
2.    Aksiologi Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Praktis
a.     Kegunaan bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara konprehensif dan sistematis turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan pendidikan. Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan.
Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidikan akan dapat bekerja konsisten dan efisien, karena dilandasi oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh. Tindakan-tindakannya akan menunjukan arah yang lebih jelas, dan bentuknya pun tidak asal-asalan, tetapi lebih terpola yang dipilih berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip pendidikan yang diyakini dan dianutnya.
b.    Kegunaan bagi seni pendidikan
Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi pendidikan, penerapan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan dalam praktek, dapat pula memberi peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak saja mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat memberi keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didikmaupun pendidiknya.
Dalam kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek pendidikan perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa senang ataupun rasa yang sejenisnya. Hal ini dapat dicapai hanya apabila dikemas dalam bentuk prosedur dan teknik-teknik pendidikan yang manusiawi dalam arti memperhitungkan aspek emosional.

Sumber: Uyoh Sadulloh. 2007. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta hlm. 36


Tidak ada komentar:

Posting Komentar