1. Aksiologi
Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Teoretis
a. Kegunaan
bagi ilmu dan teknologi
Hasil ilmu pendidikan adalah
konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan dimensi pendidikan sebagai salah satu
gejala kehidupan manusia. Pemahaman tersebut secara potensial dapat
dipergunakan untuk lebih mengembangkan konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik
dalam arti meningkatkan mutu (validitas dan signifikan) konsep-konsep ilmiah
pendidikan yang telah ada, maupun melahirkan atau menciptakan konsep-konsep
baru, yang secara langsung dan tidak langsung bersumber pada konsep-konsep
ilmiah pendidikan yang telah ada.
Dengan kata lain, pemahaman terhadap
konsep-konsep ilmiah pendidikan secara potensial mempunyai nilai kegunaan untuk
mengembangkan isi dan metode ilmu pendidikan, mengembangkan mutu professional
teoretikus dan praktisi pendidikan.
Rowntree dalam educational technologi in
curuculum development antara lain menyatakan: bahwa oleh karena teknologi
pendidikan adalah seluas pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan
berkenaan dengan desain dan evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman
belajar, serta masalah-masalah pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya
teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah pendidikan
secara rasional, suatu cara berpikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan
mengajar.
b. Kegunaan
bagi filsafat
Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan
oleh ilmu pendidikan, secara potensial dapat mengundang berkembangnya kritik
pendidikan, baik yang datang dari kalangan para pengamat pendidikan pada
umumnya, maupun yang datang dari kalangan yang profesional pendidikan, yang
termasuk didalamnya para ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para
pengelola dan pengembang pendidikan. Maraknya kritik pendidikan memberikan
kondisi yang menunjang pada berkembangnya Filsafat Ilmu Pendidikan.
2. Aksiologi
Ilmu Pendidikan sebagai Nilai Kegunaan Praktis
a. Kegunaan
bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara
konprehensif dan sistematis turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri
dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena
konsep-konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang
melakukan pendidikan. Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah
pendidikan memberikan pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas
profesional pendidikan.
Apabila hal ini terjadi, maka seorang
tenaga pendidikan akan dapat bekerja konsisten dan efisien, karena dilandasi
oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh.
Tindakan-tindakannya akan menunjukan arah yang lebih jelas, dan bentuknya pun
tidak asal-asalan, tetapi lebih terpola yang dipilih berdasarkan pertimbangan
prinsip-prinsip pendidikan yang diyakini dan dianutnya.
b. Kegunaan
bagi seni pendidikan
Disamping memberi kemungkinan
berkembangnya teknologi pendidikan, penerapan konsep-konsep ilmiah tentang
pendidikan dalam praktek, dapat pula memberi peluang pada berkembangnya seni
pendidikan. Sebuah kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila
kegiatan tersebut tidak saja mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses
pelaksanaanya dapat memberi keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta
didikmaupun pendidiknya.
Dalam kegiatan sebagai seni,
berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan emosi yang cukup
mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini mengandung arti bahwa penerapan
konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek pendidikan perlu memperhitungkan
terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa senang ataupun rasa
yang sejenisnya. Hal ini dapat dicapai hanya apabila dikemas dalam bentuk
prosedur dan teknik-teknik pendidikan yang manusiawi dalam arti memperhitungkan
aspek emosional.
Sumber: Uyoh Sadulloh. 2007. Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta hlm.
36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar