Seperti yang telah dikatakan
filsafat itu tak melulu teori yang muluk-muluk saja tetapi ada sudut praktisnya
juga. Daya upaya manusia untuk memikirkan seluruh kenyataan dengan
sedalam-dalamnya itu tidak dapat tiada pasti berpengaruh atas kehidupannya.
Hingga dengan sendirinya bagian filsafat yang teoritis akan bermuara pada
kehendak dan perbuatan yang praktis.
Kita toh tak hanya ingin mengerti saja,
kita ingin mengerti untuk dapat berbuat dapat bergiat menurut pengetahuan yang
kita peroleh itu,. untuk mengarahkan perbuatan-perbuatan kita kepada tujuan
yang tulen, hal itu sebenarnya terletak dalam sifat jiwa manusia yanng bekerja
sama dalam suatu hubungan yang seerat-eratnyayang salimg mempengaruhi dan
saling melengkapi. Sebab yang berpikir itu bukan hanya pikiran, melainkan
manusia seutuhnya. Dan kebenaran-kebenaran yanng kita capai dengan akal itu
diperuntukkan bagi hidup kita seutuhnya pula. Maka kepentingan filsafat pada
pokoknya ialah bahwa filsafat itu memberikan (atau sekurang-kurangnya dapat
memberikan) sikap (batin ) yang lain terhadap hidup, terhadap manusia.
Perbedaan antara orang yang
berfilsafat dan orang yanng tidak berfilsafat boleh dikatakan terletak dalam
sikap mereka terhadap hidup manusia. “Hidup” di sini meliputi segala sesuatu
yang dialami dan dirasakan manusia dalam dirinya sendiri sekaligus dirasakan,
dialami atau diderita pula oleh orang-orang lain. Filsafat mengajar kita hidup
dengan lebih sadar dan insyaf, memberikan pandangan tentang manusia dan
hidupnya yang menerobos sampai intisarinya, sehingga kita dengan lebih tegas
dapat melihat baik keunggulannya, kebesarannya maupun kelemahannya dan
keterbatasannya. Dari pengetahuan ini dapatlah kita peroleh perhatian bagi
sifat kepribadian yang menyedirikan setiap orang, dan hati kita terbuka buat
“rahasia” yang menjelmah dalam setiap perseoranng yang akhirnya berarti hati
kita terbbuka bagi sumber segala rahasia aialah Tuhan.
Plato merasakan bahwa berpikir dan
memikirkan itu sebagai suatu nikmat yang luar biasa sehingga filsafat diberi
predikat sebagai keinginan yang maha berharga.rene Descartes yang termasyhur
sebagai pelopor filsafat modern dan pelopor pembaharuan dalam abad ke XVII
terkenal dengan ucapannya “Cogito ergo sum”. (karena bepikir maka saya ada) .
tokoh ini menyatakan segala-galanya, tetapi dalam serba sangsi itu ada satu hal
yang pasti ialah bahwa aku besangsi dan bersangsi berarti berpikir, karena
berpikir maka aku ada. Itulah landasan filsafatnya. Berfilfasat berarti
berpangkalan kepada suatu kebeanaran yang fundamental atau pengalaman yang
asasi.
Sumber:
Salam Burhanuddin. 2008. Pengantar
Filsafat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar