Positivisme logis muncul dari hasil perombakan dari
positivisme yang mana Positivisme logis
merupakan aliran pemikiran dalam
filsafat yang membatasi
pikirannya pada segala
hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau
pada analisis definisi antara istilah-istilah. Fungsi
analisis ini mengurangi metafisik
dan meneliti struktur logis
pengetahuan ilmiah. Tujuan dari
pembahasan ini adalah menentukan isi konsep-konsep
dan pernyataan-pernyataan ilmiah
yang dapat diversifikasi secara empiris.
Positivisme
logis adalah filsafat
ilmu pengetahuan yang timbul pada abad
ke-20 di Wina, ibu
kota kekaisaran Habsburg dan
pusat dunia musik
di Austria, Eropa Tengah.
Pada abad ke-19 sudah
ada beberapa orang
yeng memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan menulis
tentang gejala ini. Namun
usaha-usaha mempelajari ilmu pengetahuan itu belum bersifat sistematis dan juga
belum bertujuan menghasilkan teori. Positivisme
logis adalah usaha pertama yang tertuju pada sasaran ini
dan berkembang pada masa M.Schlick
(1882-1936) menjadi maha guru
filsafat ilmu pengetahuan
induktif di Universitas Wina. Schlick
membentuk kelompok bersama antara lain R.
Carnap (1891-1970), ahli logika,
Ph.Frank, ahli ilmu pasti, V. Kraft, ahli sejarah, H. Feigl
dan F. Waismann, dua ahli filsafat. Kelompok
ini disebut Der Wiener
Kreis (Kelompok Wina).
Pada tahun 1929 R. Carnap, bersama
H. Hahn, ahli ilmu pasti,
dan O Neurath
(1882-1945), ahli Sosiologi menerbitkan sebuah manifes yang
berjudul, Wissenschaftliche
Weltauf fassung “Der Wiener Kreis” (pandangan Dunia
Ilmiah, Kelompok Wina). Tulisan
ini mendapat sambutan hangat di beberapa negara lain. Di Berlin, ibukota Jerman,
dibentuk satu kelompok yang disebut Der Beriner Gruppe
(Kelompok Berlin) yang
meliputi antara lain H. Reichenbach
(1891-1953), R. Von Mises dan C.G
Hempel . Di Inggris A.J Ayer juga tertarik pada positivisme logis. Di Amerika Serikat C.
Morris dan E. Nagel mengikuti aliran filsafat
ilmu pengetahuan ini.
Positivisme
Logis merupakan aliran pemikiran yang membatasi pikiran
pada segala hal yang dapat
dibuktikan dengan pengamatan atau pada
analisis defnisi dan relasi antara
istilah-istilah. Tugas pertamanya
dipersiapkan untuk ilmu dan yang
kedua khusus untuk
filsafat. Karena menurut positivisme
Logis, filsafat ilmu murni
hanya sebagai suatu analisis logis tentang bahasa ilmu atau sebuah proposisi
saja. Fungsi analisis ini disatu
pihak, mengurangi “metafisika”,
dan di lain pihak, meneliti struktur logis pengetahuan ilmiah. Penelitian
ini bertujuan menentukan isi
konsep-konsep dan pernyatan-pernyataan ilmiah yang dapat diverifikasi secara
empiris.
Mengenai tugas filsafat sebagai analisis logis
terhadap pengetahuan ilmiah, maka berkembanglah sebuah prinsip yang disebut
verifikasi atau kriteria kebermaknaan. Menurut Anyer Ihwal hubungan antara
proposisi sebagai simbol dengan realitas
yang disimbolkannya perlu ditempuh lewat prinsip verifikasi.
Ø Berikut
prinsip-prinsip verifikasi:
1. Suatu
proposisi (pernyataan) dianggap bermakna manakala secara prinsip dapat
diverifikasi. Arti suatu pernyataan adalah sama dengan metode verifikasinya
yang berdasarkan pengalaman empiris.
2. Yang
mesti dilakukan itu adalah verifikasi bukan menghasilkan suatu pernyataan yang
mesti benar. Proposisi “di rumah itu ada tiga orang pencuri” adalah bermakna
walaupun setelah diverifikasi ketiga pencuri itu tidak ada. Ungkapan “ John
tidak akan mati” bermakna sebab kalimat itu dapat diverifikasi untuk
membuktikan ketidakbenarannya secara empiris. Sebaliknya ungkapan “hari ini
cuaca lebih baik daripada di luar” tidak bermakna, sebab dalam ungkapan itu
sendiri terdapat kontradiksi (pertentangan).
3. Setiap
pernyataan yang secara prinsip tidak dapat diverifikasi pada hakikatnya
pernyataan itu tidak bermakna. Pernyataan-pernyataan metafisik tidaklah
bermakna karena secara empirik tidak dapat diverifikasi, atau tidak dapat di
analisis secara empirik. Kalimat metafisik God Exists bukanlah kalimat
yang secara faktual bermakna. Demikian pula halnya kalimat God does not
exist.
Sumber:
Chaedar Alwasilah. 2010. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar