Minggu, 01 Januari 2017

Peran dan Fungsi Ilmuwan, serta Pelanggaran Etika Ilmiah


1.    Peran dan fungsi ilmuwan
Selain memiliki ciri, sikap, dan tanggung jawab, ilmuwan tentunya mempunyai peran dan fungsi. Berikut adalah peran atau fungsi ilmuwan yang berkaitan langsung dengan aktivitasnya sebagai ilmuwan, meliputi:



a. Sebagai intelektual, ia berperan sebagai ilmuan sosial yang selalu berdialog dengan masyarakat dan terlibat di dalamnya secara intensif dan sensitif.
b. Sebagai ilmuwan, ia akan selalu mencoba dan berusaha untuk memperluas wawasan teoretis, memiliki keterbukaan terhadap kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keilmuan.
c. Sebagai teknikus, ia akan tetap terus menjaga keterampilannya dan selalu menggunakan instrumen yang tersedia dalam disiplin ilmu yang dikuasainya. Peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat manusia (Daniel 2003), sedangkan dua peran terakhir memungkinkan ia menjaga martabat ilmunya. Fungsi seorang ilmuwan tidak hanya berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual, tetapi juga bertanggung jawab agar produk keilmuannya sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas (Suriasumantri 2001). 
2.    Pelanggaran Etika Ilmiah
       Pelanggaran etika ilmiah sering terjadi, hal ini terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pada umumnya pelanggaran etika ilmiah berkisar pada tiga wilayah, yaitu:
a.    Fabrikasi data; Fabrikasi data à ‘mempabrik’ data atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada atau lebih umumnya membuat data fiktif.
b. Falsifikasi data; Falsifikasi data à bisa berarti mengubah data sesuai dengan keinginan, terutama agar sesuai dengan kesimpulan yang ‘ingin’ diambil dari sebuah penelitian.
c. Plagiarisme; Plagiarisme à mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain tanpa memberikan acknowledgment (dalam bentuk sitasi) yang secukupnya.

Sumber: Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: PT Penerbit IPB Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar